Segmen 1: Dinamika GBPJPY di Awal Minggu
Perdagangan GBPJPY dibuka lebih lemah terhadap yen setelah komentar Gubernur BoJ, Kazuo Ueda, yang menegaskan bahwa jalur kebijakan masih bisa berubah menuju Desember.
Gubernur Ueda menekankan bahwa jalur kebijakan akan dievaluasi secara aktif, menambah tekanan terhadap imbal hasil dan memicu permintaan terhadap Yen sebagai aset pelindung.
Analisis menunjukkan respons pasar tidak hanya dipicu oleh satu pernyataan, melainkan gabungan faktor kebijakan moneter Jepang dan dinamika pasar tenaga kerja yang sedang dipantau. Imbal hasil obligasi Jepang 10 tahun melonjak ke level tertinggi sejak 2006, menambah tekanan pada GBPJPY.
Segmen 2: Prospek Kebijakan Desember BoJ dan Reaksi Pasar
Ekspektasi kenaikan suku bunga Desember tetap hidup di pasar, dengan sekitar delapan puluh persen peluang menurut beberapa pedagang usai komentar Ueda.
Di sisi Inggris, PMI Manufaktur naik di atas 50 untuk pertama kalinya dalam 14 bulan, memberikan peluang bagi Sterling meski dampaknya terbatas karena fokus investor pada kebijakan BoJ.
Para investor juga menantikan pernyataan pejabat BoE Swati Dhingra dan risalah FPC, karena petunjuk kebijakan yang muncul dapat mempengaruhi likuiditas pasar mata uang dan arah GBP terhadap yen.
Segmen 3: Dampak pada Sterling dan Strategi Perdagangan
Secara teknikal, level sekitar 205,25 menjadi titik tekanan jual utama bagi GBPJPY, dengan potensi penurunan jika tekanan turun berlanjut dan konfirmasi bearish tercipta.
Dalam kerangka sinyal trading, skenario jual disusun dengan target sekitar 202,50 dan stop di 206,75, memberikan reward/risk sekitar 1,83 untuk peluang keuntungan yang lebih besar dibanding potensi kerugian.
Data domestik Inggris dan dinamika permintaan global tetap menjadi faktor penggerak utama; trader disarankan memantau rilis Desember BoJ serta komentar BoE untuk konfirmasi arah berikutnya.