Pasar Global Tetap Hati-hati Menyikapi Sinyal Kenaikan Suku Bunga dan Imbal Hasil Menuju Desember
Kehati-hatian mendominasi pergerakan awal di bursa Eropa, meski jalur obligasi global relatif stabil pasca aksi jual Senin yang dipicu oleh pidato Gubernur BoJ Kazuo Ueda.
Ueda menempatkan dasar untuk kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember, sehingga imbal hasil global melonjak bersamaan dengan imbal hasil obligasi Jepang.
Pasar juga memperkirakan langkah The Fed; sekitar 87% peluang pemotongan 25 basis poin pada akhir bulan ini menurut CME FedWatch.
Dolar, Imbal Hasil, dan Data ISM
Di belakang layar, imbal hasil obligasi pemerintah AS mendapat dukungan meski data domestik menunjukkan pelemahan.
Indeks PMI ISM untuk November mencatat kontraksi sektor manufaktur selama sembilan bulan berturut-turut, turun menjadi 48,2 dari 48,7 bulan sebelumnya.
Dolar AS menguat dengan lonjakan imbal hasil obligasi, membuat indeks DXY mendekati level 99,5 saat berita ditulis.
Pergerakan Pasangan Utama dan Emas
Dalam sesi Asia, neraca Transaksi Berjalan Australia menurun sekitar 500 juta dolar pada kuartal September, tetapi AUD/USD menguat sekitar 0,15% menjadi 0,6555.
USD/JPY memantul menuju 156,00 dan pasar juga melihat EUR/USD bergerak dalam kisaran di atas 1,1600, sedangkan GBP/USD bertahan di sekitar 1,3200.
Emas diperdagangkan dekat 4.200 dolar AS per ons, menghadapi hambatan dari imbal hasil yang lebih tinggi dan posisi saat ini dolar.
Outlook dan Fokus Data Inflasi
Para trader menantikan rilis data inflasi HICP bulan November oleh Eurostat untuk melihat arah kebijakan harga di zona euro.
Pasar tetap hati-hati menjelang pertemuan kebijakan The Fed yang dijadwalkan minggu depan, karena ekspektasi suku bunga akan memicu volatilitas instrument utama.
Secara umum, fokus data inflasi dan dinamika imbal hasil mewarnai prospek emas, dolar, dan pasangan utama selama beberapa hari ke depan.