Rupiah Stabil Terbatas: PMI Menguat dan Neraca Perdagangan Menurun di Tengah Tekanan Eksternal

Segmen 1: Dinamika Rupiah dari Data Domestik

Rupiah melemah tipis di tengah pergerakan dolar AS yang menjaga volatilitas, berada sekitar 16.620 per USD. Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas nilai tukar meskipun dinamika global tetap bergejolak.

Data domestik menunjukkan PMI Manufaktur Indonesia meningkat menjadi 53,3, menandai ekspansi produksi yang lebih kuat. Namun, neraca perdagangan turun tajam menjadi sekitar USD 2,4 miliar akibat penurunan ekspor batu bara dan tembaga serta persiapan sebelum tarif AS diberlakukan.

Inflasi November turun ke 2,72% YoY dengan inflasi inti 2,36% dan inflasi bulanan 0,17%, sehingga ruang untuk kebijakan moneter yang lebih akomodatif terbuka. Sektor jasa tetap bertumbuh dengan lonjakan kunjungan turis sekitar 11,19% YoY, menambah dinamika harga bagi rupiah.

Segmen 2: Perspektif Eksternal dan Dolar AS

Di pasar eksternal, dolar AS melemah meski beberapa data manufaktur AS menunjukkan pelemahan. PMI Manufaktur ISM berada dalam zona kontraksi (48,2) sementara PMI perekonomian lain mencatat pelambatan, sehingga daya tarik dolar sebagai aset defensif berkurang.

Perkembangan suksesi kepemimpinan The Fed dan kemungkinan pemotongan suku bunga yang lebih agresif menambah volatilitas pasar. Kandidat seperti Kevin Hassett dipandang mendukung langkah kebijakan yang lebih longgar di masa depan.

Prospek pemulihan bertahap di Tiongkok serta fokus Beijing pada konsumsi dan inovasi memberi tilt positif terhadap stabilisasi wilayah Asia meski dampaknya terhadap rupiah belum terlihat signifikan.

Segmen 3: Sinyal Pasar dan Proyeksi Kebijakan

Secara teknis, rupiah diperkirakan bergerak dalam kisaran 16.580-16.660 per USD pada perdagangan hari ini, menimbang respons pasar terhadap dinamika global dan kebijakan The Fed.

Tekanan eksternal seperti neraca perdagangan dan ketergantungan pada permintaan Tiongkok tetap membatasi penguatan rupiah. Dolar berpotensi melemah lebih lanjut jika ekspektasi pemotongan suku bunga terwujud.

BI menunjukkan fokus pada stabilitas nilai tukar dan proyeksi berada pada rentang tersebut. Investor disarankan memantau rilis data global serta reaksi pasar terhadap dinamika kepemimpinan The Fed untuk mengukur arah jangka pendek rupiah.