Kondisi USD Menjelang Desember
Dolar AS memasuki Desember dengan tekanan yang meningkat, karena pelaku pasar menimbang kemungkinan pemotongan suku bunga The Fed pada pertemuan FOMC mendatang pada 10 Desember, didorong juga oleh berakhirnya pengetatan kuantitatif yang dijadwalkan.
Ahli Strategi Valas Senior DBS, Philip Wee, menilai bahwa risiko melemahnya pasar tenaga kerja lebih besar dari argumen untuk mempertahankan suku bunga tinggi, seiring permintaan melambat dan kredit yang membandel.
Selain itu, rencana The Fed untuk mengakhiri program pengetatan kuantitatif pada 1 Desember dengan reinvestasi kembali sekuritas jatuh tempo menambah tekanan pada dolar menjelang akhir tahun.
Peluang Kebijakan The Fed dan Implikasi di Pasar Tenaga Kerja
Pasar valuta asing telah mulai memproyeksikan potongan suku bunga The Fed sebagai bagian dari pembahasan FOMC mendatang, dengan fokus pada bagaimana ekspektasi kebijakan dapat mendorong pergerakan dolar menjelang 10 Desember.
Menteri Tenaga Kerja AS, Lori Chavez-DeRemer, Presiden The Fed John Williams (New York) dan Mary Daly (San Francisco) menilai bahwa risiko melemahnya pasar tenaga kerja lebih besar daripada argumen untuk menahan suku bunga lebih tinggi di tengah permintaan yang lemah dan kredit yang ketat.
Dengan potensi pemangkasan, volatilitas di pasar FX bisa meningkat mendekati rilis keputusan FOMC, terutama terkait pasangan mata uang yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga.
Implikasi Makroekonomi dan Perspektif Pasar
Faktor makro seperti permintaan yang melunak, ketatnya kondisi kredit, dan redanya dampak pelonggaran kuantitatif membentuk lanskap bagi perdagangan dolar menuju akhir tahun.
Para analis menekankan pentingnya memantau data ketenagakerjaan, inflasi, dan sinyal kebijakan The Fed, karena keputusan FOMC akan menetapkan arah untuk kuartal keempat.
Secara umum, narasi Desember menunjukkan potensi pelemahan dolar terhadap mata uang utama lain dan peluang bagi aset berisiko, meski volatilitas pasar tetap tinggi menjelang rilis kebijakan.