USDJPY turun di bawah 155 setelah lonjakan imbal hasil JGB; rebound setelah komentar hawkish BoJ
USD/JPY turun di bawah level 155,0 pada hari Senin, sejalan dengan lonjakan imbal hasil obligasi Jepang tenor 10 tahun yang sempat memicu volatilitas di pasar. Analisis oleh Francesco Pesole dari ING menyoroti hubungan rapat antara imbal hasil JGB dan arah pasangan mata uang yen terhadap dolar AS.
Imbal hasil JGB 10 tahun melonjak sekitar 6 basis poin sebelum akhirnya mereda sebagian menjadi penurunan sekitar 3 basis poin pada sesi berikutnya. Beberapa analis mencatat bahwa sebagian pergerakan dipicu oleh komentar hawkish dari Gubernur BoJ Kazuo Ueda, yang memunculkan spekulasi mengenai arah kebijakan ke depan dan ekspektasi pasar mengenai Desember.
Meskipun USD/JPY sempat diperdagangkan di bawah 155,0, rebound terjadi ketika pelaku pasar menafsirkan nada hawkish tersebut. Secara umum, skenario untuk penurunan lebih lanjut minggu ini tampak mungkin asalkan nada dari pejabat BoJ tetap tegas, kecuali ada pelunakan kata-kata yang menenangkan.
Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Pasangan
Faktor utama yang mendorong gerak pasangan adalah dinamika kebijakan BoJ yang dinilai bisa lebih hawkish dalam periode mendatang. Komentar dari Gubernur Ueda menjelaskan bagaimana pasar mencoba menilai apakah saldo kebijakan masih bisa bertahan tanpa perubahan signifikan.
Pergerakan imbal hasil obligasi Jepang juga menjadi pemicu, dengan lonjakan imbal hasil JGB 10 tahun sekitar 6 basis poin sebelum mereda sekitar 3 basis poin di sesi berikutnya. Pasar mencerminkan kemungkinan kenaikan suku bunga Desember sekitar 20bp.
Kondisi tersebut didorong oleh perubahan pandangan terhadap kebijakan BoJ, menimbulkan volatilitas pada pasar mata uang dan aset berisiko menjelang pertemuan kebijakan berikutnya.
Analisis Teknis dan Strategi yang Muncul
Secara teknis, level 155 berfungsi sebagai batas penting; pergerakan turun dari level itu menandakan tekanan jual yang bisa berlanjut jika nada hawkish BoJ tetap berjalan. Indikator teknis lain juga mengalami ketidakpastian sehingga konfirmasi sulit didapat.
Dalam konteks risiko dan imbalan, tanpa konfirmasi sinyal trading yang jelas, sebaiknya trader menunggu arah berikutnya. Jika harga menembus support utama, potensi keuntungan dapat terwujud dengan rasio risiko terhadap imbalan minimal 1:1,5.
Arah lanjutan sangat bergantung pada pelaksanaan kebijakan BoJ. Jika nada tetap hawkish, peluang penurunan lebih lanjut bisa muncul; jika nada lebih lunak, konsolidasi atau pembalikan arah bisa terjadi.