Ketidakpastian Pasar dan Tekanan Yen
Yen Jepang tetap berada di bawah tekanan karena pasar menguji kemampuan BoJ dalam menoleransi kebijakan moneter saat hubungan Jepang-Tiongkok terkait Taiwan tetap tegang.
Laporan bahwa pembicaraan antara Trump dan Xi membahas Taiwan menambah premi risiko terhadap yen; likuiditas yang lebih tipis menjelang liburan memberi peluang bagi intervensi terukur BoJ terhadap USD/JPY, menurut analis valas ING, Francesco Pesole.
Risiko intervensi BoJ meningkat menjelang Hari Thanksgiving; para pelaku pasar terus memantau sinyal dari otoritas moneter Jepang meski dinamika regional tetap memicu volatilitas.
Implikasi terhadap USD/JPY dan Likuiditas Pasar
Keretakan diplomatik antara Jepang dan Tiongkok mengenai Taiwan berlanjut, dan pasar menambah premi risiko terhadap yen karena dampak potensial langkah Beijing terhadap pertumbuhan Jepang dan perdagangan.
Likuiditas yang tipis menjelang Thanksgiving dapat menciptakan kondisi bagi BoJ untuk melakukan intervensi di USD/JPY, terutama setelah koreksi pasar yang didorong sentimen risiko global.
Yang menonjol di pasar G10 adalah yen, dengan tekanan spekulatif terhadap toleransi otoritas Jepang terus diuji seiring dinamika antara Beijing dan Tokyo.
Analisis Teknis/Fundamental dan Rekomendasi Pemantauan
Dari sisi fundamental, tekanan pada yen mencerminkan keputusan kebijakan BoJ yang tetap menjadi fokus global; tanpa adanya sinyal harga konkret, pendekatan manajemen risiko dan pemantauan gejolak geopolitik lebih relevan daripada peluang trading jangka pendek.
Karena belum ada level harga intraday yang jelas, sinyal trading tidak dapat ditetapkan; situasi ini menekankan kehati-hatian dan pentingnya menghindari eksposur berlebihan terhadap USD/JPY.
Kesimpulan: Yen tetap menjadi fokus utama bagi pasar G10 karena potensi intervensi BoJ yang masih ada; investor disarankan menjaga stop loss yang realistis dan memantau rilis data ekonomi Jepang serta pernyataan kebijakan BoJ untuk potensi pergeseran pasangan USD/JPY.