Emas Batangan Antam Stabil di Tengah Ketidakpastian Global

Emas Batangan Antam Stabil di Tengah Ketidakpastian Global

Dinamika Harga Emas Global dan Dampaknya pada Emas Antam

Harga emas batangan Antam tetap di Rp2.464.000 per gram, sejalan dengan harga emas global yang berada di sekitar 4.300 per ons troy. Ketidakpastian arah kebijakan The Fed dan penantian data Nonfarm Payrolls (NFP) AS menjadi pendorong utama bagi investor untuk menjaga emas sebagai aset lindung nilai.

Di sisi domestik, rupiah yang relatif terkelola membantu menahan volatilitas emas dalam rupiah. Sementara itu, wacana pajak ekspor dan skema Domestic Market Obligation (DMO) emas menambah dinamika kebijakan yang dipantau pasar sebagai faktor pendukung prospek harga ke depan.

Secara tren bulanan, pergerakan harga menunjukkan kecenderungan naik dengan koreksi dangkal yang cepat, menandakan minat beli domestik tetap kuat di tengah dinamika global. Kombinasi faktor eksternal dan domestik terus membentuk ekspektasi pasar terhadap arah harga.

Kebijakan Moneter AS, NFP, dan Sentimen Pasar

Sorotan pasar masih tertuju pada rilis NFP AS untuk Oktober dan November sebagai indikator tenaga kerja yang krusial bagi jalur kebijakan moneter. Sinyal perlambatan pekerjaan bisa memperkuat pandangan bahwa ruang pelonggaran kebijakan masih terbuka, sehingga mendukung emas.

Seiring itu, pasar memperhitungkan probabilitas sekitar 76% bahwa suku bunga AS akan ditahan pada Januari 2026, menunjukkan pasar mulai menakar ulang arah kebijakan ke depan meskipun ada pandangan yang berimbang dari beberapa pejabat The Fed.

Dalam konteks kebijakan, perbedaan sudut pandang antara beberapa pejabat—misalnya John Williams yang menilai kebijakan berada dekat netral dan inflasi menuju 2% pada 2027, versus pandangan Stephen Miran yang melihat tekanan inflasi inti masih tinggi—membuat emas tetap relevan sebagai lindung nilai di tengah ketidakpastian kebijakan.

Kebijakan Domestik, Pajak Ekspor, dan Analisis Teknis

Pemerintah Indonesia akan memberlakukan pajak ekspor emas mulai 23 Desember 2025, dengan tarif berkisar 7,5–12,5% dan 10–15% jika harga global melampaui US$3.200 per ons troy, tergantung jenis produk. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan penerimaan negara sambil mengatur arus ekspor emas.

Di sisi domestik, kepastian terkait Domestic Market Obligation (DMO) emas masih dipertimbangkan dan belum diputuskan. Pasar tetap melihat Antam sebagai instrumen lindung nilai yang penting meskipun kondisi global tidak menentu, dengan rupiah yang relatif terkelola mendukung stabilitas harga dalam rupiah.

Secara teknikal, emas global menunjukkan fase konsolidasi mendekati 4.300 dengan momentum yang mulai menciut; RSI turun justru dari wilayah overbought menuju sekitar 50–55. Support dinamis berada di kisaran 4.200–4.180 dan resistance utama pada 4.350–4.380, menghasilkan pola sideways yang berhati-hati namun tetap menyimpan potensi breakout jika katalis risiko global meningkat.

AtributNilai
Support dinamis4.200–4.180
Resistance4.350–4.380

Dengan lanskap ini, prospek harga emas tetap bergantung pada arah data AS dan kebijakan moneter global. Pasar cenderung berada dalam fase sideways dengan potensi breakout bila katalis risiko global meningkat kembali, namun tanpa sinyal trading eksplisit pada saat ini.

Boost Your Business with Cutting-Edge Marketing Solutions Today

Your ad here
Image