Harga minyak mentah global turun kemarin, dengan Brent ICE menyentuh level terendah sejak akhir Oktober. Analisis dari analis ING, Ewa Manthey dan Warren Patterson, menunjukkan pelemahan ini terjadi meskipun serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia terus berlanjut.
Ketegangan geopolitik meningkat akibat ancaman Moskow terhadap kapal negara yang mendukung Ukraina, menambah ketidakpastian di pasar energi.
Sementara pasar menilai dinamika keseimbangan jangka pendek cukup lentur, timespread ICE Brent diperdagangkan sekitar US$0,40 per barel dalam kondisi backwardation. Nilai ini menguat sepanjang bulan terakhir, bertolak belakang dengan harapan bahwa keseimbangan minyak akan membaik pada kuartal keempat dan awal tahun depan.
Meskipun harga sedang turun, struktur pasar menunjukkan dukungan terhadap ketatnya pasokan jangka pendek. Keberadaan backwardation tetap kokoh dengan selisih prompt sekitar US$0,40/barel.
Risiko geopolitik tetap menjadi faktor utama: Ukraina mungkin menargetkan kapal Rusia dan Moskow mengisyaratkan potensi serangan terhadap kapal negara pendukung Ukraina; meskipun pembicaraan antara Rusia dan AS dinilai konstruktif, penyelesaian masalah wilayah diperkirakan sulit.
Secara teknikal, indikator pasar mencerminkan bahwa tekanan harga dipengaruhi oleh dinamika fundamental meskipun ada peluang pergeseran jika situasi geopolitik berubah. Backwardation mencerminkan penilaian pasar atas ketatnya pasokan jangka pendek.
Laporan American Petroleum Institute (API) menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik 2,48 juta barel, disertai peningkatan pada produk olahan: bensin naik 3,1 juta barel dan distilat naik 2,88 juta barel.
Laporan persediaan dari EIA yang lebih rinci akan dirilis nanti hari ini dan diawasi ketat pasar untuk petunjuk arah berikutnya.
Dengan dampak lonjakan persediaan dan ketegangan geopolitik yang berlanjut, prospek jangka pendek Brent tetap sensitif terhadap data terbaru. Investor disarankan menimbang risiko volatilitas dan memantau rilis EIA untuk arah pasar berikutnya.