Paruh kedua pekan ini memperlihatkan aktivitas pasar yang agak lesu karena para pelaku pasar menyiapkan diri merayakan Natal. Aktivitas di bursa saham dan pasar obligasi AS sejajar dengan latihan normal, namun keduanya diperkirakan tutup lebih awal pada malam Natal. Selain itu, kalender ekonomi domestik relatif sepi tanpa rilis data berkelas yang dapat menggerakkan arah pasar dalam minggu ini.
Kendala likuiditas terlihat memberi batasan pada pergerakan harga, meskipun beberapa gagasan dan fakta fundamental tetap mendasari pergerakan aset. Pedagang memantau sinyal-sinyal ekonomi tanpa kejutan besar hingga data baru muncul lagi minggu depan. Hal ini menekan volatilitas jangka pendek namun menjaga tren yang ada tetap relevan.
Dengan suasana liburan, manuver investor cenderung berhati-hati, dan portofolio cenderung di-Risk-off/ Risk-on tergantung pada aset. Emas, indeks saham, dan kurs utama menunjukkan respons yang terbatas terhadap berita makro terbaru, menandakan pasar lebih mengutamakan kelancaran likuiditas daripada lonjakan volatilitas.
Biro Analisis Ekonomi AS melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh pada tingkat tahunan 4,3% pada kuartal ketiga, menandai peningkatan yang lebih kuat dari kuartal sebelumnya. Laju ini melampaui ekspektasi pasar yang berada di sekitar 3,3%. Angka tersebut menambah literatur bahwa ekonomi terbesar dunia ini menjaga momentum pertumbuhan meskipun menghadapi tantangan global.
Expansi 4,3% meningkatkan harapan terhadap kelanjutan tren pemulihan, meskipun beberapa komponen menunjukkan dinamika berbeda. Data menunjukkan pesanan barang tahan lama turun 2,2% secara bulanan pada Oktober, sementara produksi industri naik 0,2% pada November, memberi gambaran campuran mengenai keseimbangan permintaan dan produksi.
Reaksi pasar terhadap data ini bervariasi. USD berada dalam fase pemulihan tetapi kemudian tidak berhasil menambah gainsnya di sesi Amerika, menandakan pasar mencerna angka ini dengan sikap hati-hati. Indeks dolar sendiri turun sekitar 1% sejak awal minggu dan menguji area di bawah 98,00 pada pagi hari Eropa, mencerminkan tekanan pada nilai tukar terhadap sekeranjang mata uang global.
Emas melanjutkan rally mingguan sepanjang jam perdagangan Asia, sempat menyentuh rekor di atas $4.520 sebelum mengalami koreksi ke sekitar $4.500 pada sesi Eropa. Pergerakan logam mulia ini menunjukkan minat pemburu nilai meski arus data tidak lagi menghasilkan kejutan besar. Secara keseluruhan, emas berada di jalur untuk mengakhiri bulan positif kelima berturut-turut.
Di sisi mata uang, EUR/USD bergerak di fase konsolidasi setelah melewati level 1,1800 dan mencatatkan tertinggi tiga bulan. GBP/USD juga menguat sekitar 1% sepanjang minggu ini, bertahan di atas level 1,35 pada pembukaan sesi Eropa. Sementara itu USD/JPY tetap berada di bawah tekanan bearish untuk hari ketiga berturut-turut, menuju sekitar 155,50.
Selain dinamika pasangan utama, banyak investor menilai arah jangka pendek terhadap dolar dan dolar relatifnya. Namun, reaksi pasar tetap di konteks teknis saat para trader menunggu data lanjutan dan penilaian volatilitas menjelang rilis data penting berikutnya. Pasar lebih fokus pada likuiditas dan manajemen risiko dalam periode liburan ini.