Tiongkok mencatat peningkatan signifikan dalam impor minyak mentah dari Arab Saudi dan Iran pada November. Saudi menyumbang 1,59 juta barel per hari (mbpd) dan Iran 1,35 mbpd, keduanya berada pada level tertinggi dalam beberapa bulan. Sementara itu, impor melalui jalur laut dari Rusia turun menjadi 1,19 mbpd. Perubahan ini menandai pergeseran utama dalam aliran pasokan menuju China.
Analisis menunjukkan bahwa lonjakan impor dari dua pemasok utama tersebut terjadi meski permintaan global masih lemah, didorong oleh kuota impor baru yang menciptakan peluang bagi pabrik penyuling independen untuk mendapatkan minyak cheaper. Pergerakan ini membuka jalan bagi diversifikasi sumber minyak asal Asia Timur.
Para analis menilai bahwa sanksi AS terhadap dua perusahaan minyak Rusia mulai memberikan efek pertama terhadap aliran pasokan, meskipun data resmi asal impor China baru akan dirilis pada akhir pekan depan untuk konfirmasi lebih lanjut.
Pabrik penyuling independen beralih ke minyak Iran yang didiskon setelah kuota impor baru diterbitkan, sebuah pola pembelian yang didorong oleh harga diskon yang tersedia di fasilitas penyimpanan darat. Perubahan ini meningkatkan permintaan Iran dan mengurangi kebergantungan pada sumber lain di pasar regional.
Diskon pada minyak Iran serta kuota impor yang lebih ketat pada pemasok lain memperkuat tekanan pada pasokan Rusia. Analisis Commerzbank, Carsten Fritsch, menyoroti bahwa pergeseran ini dapat memperdalam tekanan pada pasokan Rusia dalam beberapa kuartal ke depan.
Fokus pada bagaimana pembelian independen memanfaatkan diskon Iran menunjukkan dinamika pasar yang lebih luas, yakni pergeseran aliran minyak yang dapat mempengaruhi harga global dan stabilitas pasokan di Asia Tenggara.
Secara keseluruhan, permintaan minyak global yang lemah tetap menjadi faktor penahan harga meski aliran Iran meningkat. Pasar menghadapi tekanan dari variabel permintaan yang tidak pasti dan ketidakpastian terkait efek sanksi terhadap Rusia.
China dijadwalkan merilis data resmi asal impor pada akhir pekan, sehingga investor akan menilai kontribusi pemasok utama terhadap pasokan minyak negara itu dalam beberapa bulan terakhir. Rilis tersebut diharapkan dapat memberi petunjuk arah keseimbangan pasokan global.
Menurut laporan berimbang, meskipun ada peningkatan arus Iran, permintaan tetap lemah dan sanksi terhadap Rusia menambah risiko pasokan, membuat arah harga minyak menjadi sulit diprediksi dalam jangka pendek maupun menengah.