Rupee Datar di Sekitar 90,80 Hadapi Prospek CPI AS dan Kebijakan Fed

Rupee Datar di Sekitar 90,80 Hadapi Prospek CPI AS dan Kebijakan Fed

Rupee India dibuka datar terhadap Dolar AS pada sekitar 90,80, menandai stabilnya pergerakan setelah reli tajam di sesi sebelumnya. Pelaku pasar menimbang risiko kebijakan moneter dan potensi intervensi RBI untuk menjaga stabilitas rupiah. Pergerakan berlangsung relatif tenang meski ada berita-berita yang bisa memicu volatilitas menjelang data ekonomi utama.

FIIs tercatat sebagai pembeli bersih di pasar saham India pada hari Rabu, meskipun tren umum aliran keluar masih terlihat di beberapa sektor. Sentimen risiko sempat membaik ketika pasar melihat kemungkinan intervensi RBI untuk menahan pelemahan rupee. Langkah intervensi ini dilaporkan sebagai alat untuk menjaga stabilitas pasangan USD/INR di tengah tekanan eksternal.

Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa pengganti Ketua Fed Powell akan menurunkan suku bunga secara signifikan, menambah dinamika kebijakan moneter global. Sinyal semacam itu bisa memicu volatilitas jangka pendek pada dolar, meski para analis menyatakan bahwa respons pasar sangat bergantung pada data inflasi AS. Secara umum, ekspektasi pasar terhadap RBI tetap menjadi faktor utama yang bisa membatasi gerak USD/INR dalam beberapa sesi ke depan.

Faktor Global dan Kebijakan yang Mempengaruhi USD/INR

Rupee tetap rentan terhadap pergerakan dolar karena dinamika kebijakan moneter AS serta prospek pemangkasan suku bunga. Indeks dolar AS DXY terpantau sedikit menguat di sekitar 98,45 ketika investor menimbang risiko dan eskalasi geopolitik. Pasar juga menanti rilis data CPI AS yang akan memberi petunjuk arah kebijakan suku bunga di masa depan.

Menurut indeks volatilitas pasar dan ekspektasi investor, peluang pemangkasan suku bunga 25 bp pada pertemuan publik berikutnya masih belum pasti. CME FedWatch menunjukkan probabilitas pemangkasan sekitar seperempat persen di awal tahun 2026, menandakan adanya kehati-hatian di kalangan pembuat kebijakan. Ketidakpastian ini membuat dolar berada pada posisi defensif secara relatif.

Sikap politik global juga memberi pengaruh, terutama komentar dari tokoh terkemuka yang membahas arah kebijakan Fed. Narasi semacam itu bisa mempengaruhi likuiditas dan volatilitas di pasar mata uang, meskipun fokus pasar tetap pada data inflasi dan arah kebijakan jangka menengah. Investor menilai bahwa CPI AS bulan November akan menjadi panduan utama bagi tren USD/INR mendatang.

Analisis Teknis dan Level Kunci USD/INR

Secara teknis, USD/INR diperdagangkan di sekitar 90,7840 pada grafik harian, menunjukkan bahwa pasangan mata uang ini masih berada dalam tren kenaikan jangka pendek. Harga bertahan di atas EMA 20-hari di sekitar 90,2106 sehingga bias bullish tetap terjaga. RSI berada di sekitar 63,4, menegaskan momentum pembeli yang masih kuat meskipun ada konsolidasi.

Kendali pembeli terlihat kuat dengan penutupan harian di atas EMA 20, dan penurunan lebih lanjut di bawah level itu cenderung terbatas dalam jangka pendek. Jika pasangan ini tetap di atas support EMA 20, peluang untuk pergerakan sideways ke atas tetap terbuka, dengan potensi retret yang terbatas.

Rencana perdagangan menunjukkan bahwa jika USD/INR menembus di atas 91,50 secara jelas, arus bullish bisa berlanjut menuju 92,00 atau lebih tinggi tergantung sentimen pasar. Sebaliknya, penembusan di bawah EMA 20 akan mengubah bias menjadi netral dan meningkatkan risiko retracement. Trader disarankan memantau harga dengan konfirmasi breakout sebelum mengambil posisi besar.

Signal: BUY
Open: 90.8 · TP: 91.25 · SL: 90.5

Boost Your Business with Cutting-Edge Marketing Solutions Today

Your ad here
Image