Nilai tukar USD/IDR berada di kisaran 16.650-16.660 menjelang rilis data Non-Farm Payrolls (NFP) AS yang berpotensi memicu pergerakan volatil. Secara domestik, investor menantikan keputusan RDG BI pada 17 Desember dengan harapan BI mempertahankan BI-Rate di 4,75% sambil menjaga stabilitas nilai tukar.
Sentimen global masih campur aduk: pelemahan dolar didorong oleh data tenaga kerja AS, namun ketidakpastian kebijakan The Fed serta dinamika perdagangan dunia tetap membayangi arah pasangan ini. Pasar cenderung defensif sambil menunggu katalis baru untuk membuka arah.
Rupiah dibuka melemah tipis dan USD/IDR bergerak terbatas di kisaran 16.650-16.660, mencerminkan kehati-hatian pelaku pasar. Dengan minimnya pemicu jangka pendek, fokus utama adalah pada arahan kebijakan moneter dan data utama yang akan membentuk persepsi makro dalam beberapa minggu ke depan.
Tekanan terhadap dolar AS masih terlihat meski DXY cenderung sideways setelah pelemahan pekan lalu. Klaim tunjangan pengangguran AS melonjak, menyiratkan pelemahan pasar tenaga kerja dan berpotensi membuka ruang bagi koreksi lebih lanjut pada USD.
Investor menantikan rilis NFP pada 16 Desember dan IHK pada 18 Desember, dengan pola musiman Desember yang historis cenderung tidak ramah bagi dolar. Ketidakpastian kebijakan moneter AS juga tetap tinggi karena dinamika inflasi dan sinyal dari pejabat bank sentral.
Sambil menunggu konfirmasi inflasi, pejabat The Fed menegaskan pendekatan berhati-hati terhadap pelonggaran kebijakan serta ketidakpastian politik seputar calon Ketua Fed, sehingga arah dolar tetap bergantung pada data inflasi dan kebijakan bank sentral.
Dengan konteks global tersebut, rupiah dan pasar FX cenderung tetap sensitif terhadap sentimen eksternal, agenda data AS, dan arah kebijakan BI. Sinyal jangka pendek masih netral hingga ada katalis yang memperjelas arah kebijakan maupun data ekonomi utama.