USD/JPY menguat untuk hari kedua berturut-turut, mendekati level tertinggi mingguan sekitar 156,70. Dolar AS menguat secara luas setelah rilis Risalah Rapat FOMC, sementara yen melemah karena penilaian terhadap peluang kenaikan suku bunga BoJ dalam waktu dekat. Kondisi pasar menjelang liburan menambah volatilitas jelang sesi Eropa.
Risalah Federal Reserve menunjukkan sebagian besar anggota mendukung penurunan biaya pinjaman sebesar 25 basis poin pada Desember. Meski ada tiga anggota yang memilih menahan kebijakan, tingkat ketidaksepakatan tertinggi sejak 2019 menunjukkan adanya bias dovish yang tetap ada. Pasar menilai langkah ini akan menambah tekanan pada inflasi sambil menunggu respons pasar tenaga kerja yang memburuk.
BoJ merilis Ringkasan Opini yang menegaskan komitmen untuk menjaga kebijakan suku bunga lebih tinggi, meskipun waktu kenaikan berikutnya masih belum jelas. Yen sempat menguat, namun secara bertahap kehilangan daya saat investor menilai jalur kebijakan BoJ ke depan. Dalam konteks ini, divergensi kebijakan antara AS dan Jepang menjadi faktor utama yang membatasi penurunan yen.
Analisis teknikal dan dasar menyiratkan bias kenaikan untuk USDJPY dalam jangka pendek karena pergeseran kebijakan FOMC dibanding BoJ yang lebih berhati-hati. Meski begitu, potensi pembalikan tetap ada jika BoJ memperjelas rencana kenaikan suku bunga atau jika data inflasi AS menunjukkan perlambatan lebih lanjut. Pelaku pasar juga memperhatikan dinamika yield gap antara kedua negara yang bisa memperkuat tekanan pada yen.
Level referensi di sekitar 156,70 menjadi acuan utama bagi pergerakan berikutnya, sementara volatilitas cenderung meningkat menjelang liburan dan rilis data ekonomi utama. Trader disarankan memperhatikan pernyataan pejabat bank sentral serta perubahan ekspektasi pasar terhadap jalur suku bunga.
Secara risiko, pergerakan USDJPY tetap berada dalam jalur yang bisa memberikan peluang, namun tanpa konfirmasi harga yang spesifik maka rekomendasi trading belum bisa dipublik untuk level entry. Karena data dan opini bank sentral yang berubah-ubah, disarankan untuk fokus pada risk management dan berita moneter terkini.