Dolar AS berada dalam tekanan seiring stabilnya sentimen risiko di pasar global dan data ADP yang lemah memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan mengurangi suku bunganya pada pertemuan mendatang.
Analisis menunjukkan bahwa posisi dolar saat ini cenderung overvalued dengan alihan tren musiman negatif pada Desember, sehingga risiko penurunan menjadi lebih menonjol bagi mata uang utama tersebut.
Berbagai indikator teknikal dan fundamental saling menguatkan narasi pelemahan dolar ketimbang pemulihan, meski volatilitas pasar tetap tinggi menjelang rilis data kunci berikutnya.
Penurunan payrolls ADP kemarin memperkuat sinyal bahwa pemangkasan suku bunga The Fed semakin dekat, membuka peluang bagi pasar berisiko untuk menyesuaikan harga jika kebijakan tetap akomodatif.
Kurva OIS saat ini memperkirakan potongan sekitar 25 basis poin pada pertemuan mendatang, menambah tekanan bagi dolar dan meningkatkan peluang rebound pada aset berisiko bila skenario dovish terwujud.
Dengan proyeksi dua potongan lagi di awal tahun depan, pandangan bahwa dolar tidak akan pulih signifikan tetap dominan, meskipun data ekonomi perlu memenuhi ekspektasi untuk menjaga jalur pemangkasan.
Rilis data Challenger job cuts dan klaim pengangguran diperkirakan menjadi fokus berikutnya, meskipun payroll ADP kemarin telah menjadi sorotan utama bagi pasar tenaga kerja AS.
Kecuali inflasi PCE melonjak, pasar belum diprediksi mengubah harga The Fed secara material sebelum rilis data utama berikutnya, sehingga dolar bisa menunjukkan stabilisasi teknikal dalam jangka pendek.
Meski ada stabilisasi, risiko tetap tinggi akibat faktor musiman yang merugikan dan posisi dolar terhadap beberapa mitra G10 yang relatif tinggi, menjaga ketidakpastian untuk pelaku pasar mata uang berisiko.