Dolar Menguat Setelah Pemangkasan Suku Bunga Fed: Analisis Pasar Forex Global dan Implikasi Emas

Dampak kebijakan Federal Reserve pada dolar dan likuiditas pasar

Pada hari Kamis, 11 Desember, Federal Reserve memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 3,5%–3,75%. Keputusan ini diiringi oleh nada kebijakan yang cermat dan indikasi bahwa jalur pengetatan lebih lanjut tidak menjadi skenario utama dalam beberapa bulan ke depan. Akibatnya, dolar AS berhasil menguat dari posisi tertekan sebelumnya terhadap enam mata uang utama.

FOMC menyetujui pemotongan 25 bp dengan suara 9-3, menegaskan dukungan mayoritas terhadap langkah kebijakan yang menuju moderasi. Ketua The Fed, Jerome Powell, menekankan bahwa bank sentral berada dalam posisi untuk menunggu perkembangan ekonomi dan bahwa kenaikan suku bunga di masa depan bukan skenario dasar saat ini.

Para pelaku pasar menantikan rilis data penting sesi Amerika, termasuk Neraca Perdagangan, Klaim Tunjangan Pengangguran Awal, serta Persediaan Grosir. Rilis data tersebut diperkirakan akan membentuk arah dolar dan mempengaruhi likuiditas di pasar global. Sementara itu, dinamika ekonomi Asia-Pasifik juga memberikan konteks tambahan terhadap pergerakan mata uang utama di tengah kebijakan bank sentral lain seperti BoC dan SNB.

Data ekonomi utama yang mempengaruhi sentimen risiko di pasar FX

Di lanskap data ekonomi utama, para analis memperkirakan Klaim Tunjangan Pengangguran Awal AS akan naik menjadi sekitar 220.000, dari 191.000 sebelumnya, menambah tekanan pada data tenaga kerja yang menjadi fondasi kebijakan moneter. Neraca Perdagangan AS juga menjadi fokus utama karena arus perdagangan global yang berubah-ubah mempengaruhi permintaan dolar.

Di Asia-Pasifik, Biro Statistik Australia melaporkan tingkat pengangguran 4,3% untuk November, lebih rendah dari konsensus 4,4%, dan perubahan tenaga kerja Australia sebesar -21,3 ribu pada bulan tersebut (revisi dari -42,2 ribu). Sementara itu, USD/JPY diperdagangkan lebih kuat di atas 156,00 karena permintaan terhadap dolar yang meningkat, sementara fokus pelaku pasar bergeser ke respons kebijakan bank sentral lain seperti SNB dan BoC.

EUR/USD kehilangan momentum di bawah 1,1700 setelah mencapai level tertinggi delapan minggu, dan GBP/USD melemah mendekati batas 1,3400. Emas menarik beberapa penjual di sekitar 4.200 dolar AS per ons, sementara perak mengalami koreksi mendekati 62,00 dolar per ons. Tekanan pada pasangan utama terjadi seiring ekspektasi perubahan kebijakan moneter global dan dinamika risiko yang sedang berjalan.

Analisis teknikal dan pandangan pasar untuk pasangan utama dan emas

Analisis teknikal menunjukkan bahwa beberapa pasangan utama menunjukkan potensi pergeseran arah yang perlu diawasi dengan cermat. EURUSD cenderung melemah saat momentum teknikal menurun di bawah level kunci, sedangkan USD/JPY mempertahankan posisi kuat di atas 156, menandakan kekuatan dolar jangka pendek terhadap yen. AUDUSD tetap berada dalam tekanan akibat data Australia yang beragam.

Di sisi komoditas, emas berada pada fokus utama karena volatilitas pasar menjelang rilis data penting, dengan faktor penopang berupa pergerakan dolar yang volatil. Perak juga mengikuti tren korektif menuju level sekitar 62 dolar per ons, meski tetap sensitif terhadap dinamika likuiditas global dan permintaan fisik serta spekulatif.

Untuk manajemen risiko, pedagang disarankan mempertimbangkan rasio risiko-imbalan minimal 1:1,5 dan menyesuaikan pengaturan posisi dengan volatilitas pasar yang meningkat. Karena data ekonomi global dapat memicu pergerakan tajam, menjaga jarak stop-loss yang proporsional serta diversifikasi eksposur menjadi kunci bagi posisi jangka pendek maupun menengah.

Boost Your Business with Cutting-Edge Marketing Solutions Today

Your ad here
Image