Kebijakan The Fed yang memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin memberikan sinyal dovish dan menekan imbal hasil dolar, sehingga emas berfungsi sebagai aset lindung nilai yang tetap menarik. Secara global, fase konsolidasi terdorong oleh rencana katalis baru yang belum muncul, sehingga emas spot berkutat di kisaran sekitar 4.205–4.215 USD per troy ounce saat para pelaku pasar menanti arah berikutnya.
Di sisi kebijakan, prospek FOMC masih memunculkan dinamika internal meskipun dot plot menunjukkan jalur suku bunga yang relatif stabil dan disinflasi AS yang berlanjut. Perkiraan PDB, tingkat pengangguran, dan inflasi PCE yang direvisi lebih rendah menambah kepercayaan bahwa tekanan harga bisa mereda, meski volatilitas pasar tetap ada setelah keputusan dovish tersebut.
Di Indonesia, kebijakan bea keluar emas yang mulai berlaku 23 Desember memberi dorongan bagi harga emas lokal. Tarif progresif 7,5–15% bergantung pada harga referensi mengarahkan pasokan lebih banyak mengalir ke pasar domestik, sehingga membantu menjaga momentum kenaikan harga logam mulia di tanah air meskipun pasar global berfluktuasi.
Bea keluar emas Indonesia yang diberlakukan melalui PMK 80/2025 menempatkan tarif 7,5–12,5% untuk harga referensi USD 2.800–3.200 per oz, dan 10–15% untuk harga referensi di atas USD 3.200. Kebijakan ini dipandang mampu meningkatkan penerimaan negara serta mengoptimalkan ekspor resmi, sambil menjaga pasokan domestik tetap tingi untuk permintaan emas lokal.
Harga emas Antam di pasar domestik sempat menguat ke Rp2.431.000 per gram per perdagangan terakhir, naik sekitar Rp15.000 dari sesi sebelumnya, mencerminkan respons terhadap kebijakan bea keluar serta pelemahan dolar global yang memberi dukungan bagi logam kuning di pasar lokal.
Secara umum, meskipun harga spot emas global berfluktuasi, kombinasi pelemahan dolar dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter AS meningkatkan peluang emas untuk mempertahankan momentum positif menjelang akhir tahun. Namun, dinamika jangka pendek tetap perlu diawasi karena pola konsolidasi tetap terlihat.
Dari sisi teknis, pergerakan emas masih berada dalam fase konsolidasi setelah awal pekan, dengan kisaran utama sekitar 4.205–4.215 USD per ounce. Upaya uji resistance di wilayah 4.235–4.245 tidak memberi dorongan lanjutan, dan RSI mencerminkan momentum yang relatif terjaga namun terkompresi karena pasar bersikap hati-hati setelah sinyal dovish dari The Fed.
Di sisi bawah, level 4.201 (Fibonacci Retracement 23,6%) berperan sebagai penahan terdekat, didukung oleh support lanjutan di 4.162 serta 4.131–4.100 yang menjaga struktur bullish jangka menengah. Seluruh struktur saat ini menunjukkan bias netral–bullish selama zona ini tetap terjaga.
Jika terjadi breakout meyakinkan di atas 4.260, ruang kenaikan berpotensi menuju 4.280–4.300. Sementara itu, pelemahan di bawah 4.200 dapat memicu pengujian ulang area penting 4.162–4.100, sehingga para trader sebaiknya memperhatikan level tersebut untuk manajemen risiko dan peluang perdagangan.