Harga minyak WTI turun di awal sesi Eropa, berada di $57,95 per barel, setelah penutupan kemarin di $58,77. Sementara itu minyak Brent juga melemah, diperdagangkan di $61,62 setelah ditutup pada $62,46.
Penurunan ini mencerminkan suasana pasar yang lebih berhati-hati menjelang data permintaan energi global dan komentar mengenai kebijakan produksi. Para trader berupaya menilai arah pembalikan harga di tengah ketidakpastian ekonomi yang masih berlangsung.
Secara teknikal, pergerakan kedua patokan minyak menunjukkan koreksi terkini dari level penutupan sebelumnya, meskipun kronologi data yang lebih lengkap diperlukan untuk menilai arah jangka pendek secara lebih akurat.
Faktor utama yang mempengaruhi pergerakan harga minyak meliputi kebijakan produksi OPEC+, dinamika pasokan global, serta data permintaan energi dari ekonomi utama seperti AS dan China. Ketika produksi dipertahankan atau ditambah, stok global bisa turun dan harga cenderung menguat; sebaliknya, peningkatan pasokan atau perlambatan permintaan bisa menekan harga.
Nilai tukar dolar AS juga memainkan peran signifikan. Dolar yang kuat membuat minyak lebih mahal bagi pembeli berasingan mata uang, sering memberi tekanan pada harga minyak mentah secara global.
Faktor-faktor ini saling berinteraksi dengan risiko geopolitik dan sentimen pasar, sehingga pergerakan harga ini cenderung mengikuti rilis data ekonomi utama dan keputusan kebijakan energi di minggu-minggu mendatang.
Kedua patokan minyak mencatat pelemahan pada pembukaan sesi Eropa, menandai volatilitas yang tetap menjadi ciri pasar energi saat ini.
Investor menantikan rilis data persediaan minyak AS dan komentar kebijakan dari OPEC+ untuk memberi petunjuk arah lebih lanjut bagi harga di kisaran dekat level saat ini.
Karena sinyal perdagangan dari artikel ini tidak cukup untuk mengambil posisi, disarankan trader menunggu konfirmasi lebih lanjut sebelum membuka entri. Level risiko dan target keuntungan harus didasarkan pada data kontekstual yang lebih luas.