Dolar Menguat Terbatas Sambil Pasar Menimbang IHK, Kebijakan Fed, dan Data Tenaga Kerja

Indeks Dolar AS (DXY) menunjukkan momentum kenaikan yang terbatas namun konsisten dalam tiga sesi beruntun. Pergerakannya menuju penutupan mingguan berada di sekitar zona 98,60, mencatat kenaikan moderat meski data inflasi AS lebih lemah dari perkiraan memberi ruang bagi penyesuaian. Pasar menilai pelemahan IHK meningkatkan ketidakpastian mengenai durasi siklus pengetatan kebijakan bank sentral.

Di balik ini, pernyataan pejabat Fed termasuk Williams menunjukkan bahwa dinamika inflasi bisa melonggar. Williams mengatakan data IHK mungkin telah ditekan sedikit saat diwawancarai CNBC, menambah nuansa dovish terhadap prospek kebijakan. Walau demikian, keputusan kebijakan pada Rabu lalu memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin sesuai ekspektasi pasar, menjaga jalur pengetatan yang konsisten.

Data tenaga kerja AS menunjukkan jumlah orang yang mengajukan klaim pengangguran meningkat menjadi 236.000 untuk minggu yang berakhir 13 Desember. Sedangkan klaim tunjangan awal turun menjadi 224.000, lebih baik dari ekspektasi 225.000. Kedua angka ini mengisyaratkan bahwa pasar tenaga kerja meski melambat tetap cukup kuat untuk mendukung langkah kebijakan yang hati-hati.

Pergerakan Pasangan Utama dan Reaksi Kebijakan Regional

EUR/USD diperdagangkan mendekati 1,1740 setelah ECB mempertahankan suku bunga. Presiden Christine Lagarde menegaskan keputusan diambil secara bulat dan tidak ada diskusi mengenai perubahan tingkat kebijakan. Analisis pasar menunjukkan bahwa pelaku pasar masih menimbang risiko dan sinyal dovish dari bank sentral serta dinamika risiko global yang tidak menentu.

GBP/USD berada di sekitar 1,3380, dengan pergerakan mingguan hampir datar. Penjualan ritel Inggris pada November naik 0,6 persen YoY, melampaui level sebelumnya tetapi di bawah ekspektasi 0,9 persen. BoE memangkas suku bunga 25 basis poin menjadi 3,75 persen dan pernyataan kebijakan menunjukkan fokus pada dinamika inflasi, sehingga bias penguatan Pound tercipta meski data ekonomi bervariasi.

USD/JPY diperdagangkan sekitar 157,30, mendekati level tertinggi satu bulan setelah BoJ menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 25 bp menjadi 0,75%. Langkah ini memperkuat bias pengetatan kebijakan BoJ dan meningkatkan perbedaan kebijakan relatif terhadap bank sentral lainnya. Sementara AUD/USD diperdagangkan sekitar 0,6620 karena data inflasi konsumen Australia naik menjadi 4,7% pada Desember, menambah peluang kenaikan suku bunga meskipun dampaknya terhadap AUD dinilai terbatas.

Risiko Global, Emas, dan Kalender Makro

Emas sedikit berubah, namun tetap berada di zona hijau karena prospek dovish Fed dan meningkatnya risiko geopolitik. Komentar mengenai perlambatan inflasi di AS menambah dukungan terhadap daya tarik logam mulia sebagai lindung nilai. Dukungan teknikal bersama dengan faktor risiko geopolitik menjaga logam emas berada dalam jalur kenaikan moderat menuju akhir pekan.

Kalender makro menyoroti Pesanan Barang Tahan Lama untuk Oktober dan estimasi akhir PDB Kuartal III pada 22–23 Desember, memberi gambaran mengenai momentum ekspansi. Rilis tersebut diharapkan memberikan arah bagi langkah selanjutnya bagi dolar dan logam mulia. Kedua data ini akan menjadi fokus utama bagi pelaku pasar sebelum libur Natal melanda kalender ekonomi global.

Negara Asia seperti Jepang akan merilis IHK Tokyo Desember dan data Perdagangan Ritel pada 25 Desember, sementara Gubernur BoJ Kazuo Ueda dijadwalkan menyampaikan pidato pada hari yang sama. Rilis regional ini bisa memicu volatilitas volatilitas di pasangan utama serta menambah risiko bagi likuiditas pasar. Kebijakan BoJ dan data domestik akan menjadi fokus investor yang menilai arah kebijakan moneter di wilayah Asia.

Boost Your Business with Cutting-Edge Marketing Solutions Today

Your ad here
Image