Harga emas kembali menanjak pada hari perdagangan Asia, didorong oleh harapan pemangkasan suku bunga AS dan gejolak geopolitik yang berlanjut. Investor mencari aset yang dapat menjaga nilai investasi di tengah volatilitas pasar, sehingga emas menampilkan daya tarik sebagai pelindung nilai bagi portofolio. Permintaan safe-haven meningkat karena volatilitas di pasar global dan ketidakpastian kebijakan moneter menjadi fokus utama para trader.
Di samping faktor geopolitik, prospek suku bunga yang lebih rendah di masa depan menurunkan biaya peluang memegang logam mulia tanpa imbal hasil. Kondisi tersebut mendukung pergerakan harga menuju area yang lebih tinggi, terutama jika risiko ekonomi global tetap terkait dengan dinamika kebijakan moneter AS. Emas seringkali menjadi penopang nilai saat risiko ekonomi meningkat atau saat ekspektasi inflasi melambat.
Ketegangan antara Israel dan Iran, serta ketegangan antara AS dan Venezuela, turut mendorong permintaan terhadap emas sebagai aset safe-haven. Para trader juga memperhitungkan bahwa ketidakpastian geopolitik dapat menjaga volatilitas harga, meskipun volatilitas jangka pendek bisa dipicu oleh perubahan margin kontrak berjangka. Risiko bahwa spekulasi damai Ukraina juga berpotensi menekan harga tidak sepenuhnya hilang dan perlu dipantau.
Dari sisi teknikal, XAU/USD diperdagangkan di wilayah di atas $4.350, menandakan momentum bullish yang masih kuat. Harga berada di atas EMA 100-hari, sementara RSI menunjukkan pergerakan positif yang mengonfirmasi momentum jangka pendek. Kondisi ini mendukung prospek reli lebih lanjut jika tekanan beli tetap terjaga.
Momentum teknikal terlihat dengan Bollinger Bands yang melebar, membuka peluang bagi harga untuk menembus resistance utama di sekitar $4.520 dan berpotensi melaju menuju level psikologis $4.600. Skenario bullish tetap valid asalkan harga tidak kehilangan dukungan di atas level $4.300-$4.305, yang bertindak sebagai dukungan awal saat koreksi terjadi.
Di sisi bawah, level support pertama berada pada kisaran $4.300-$4.305, mewakili level terendah Desember sebelumnya. Jika tekanan jual meningkat, harga bisa menguji kembali area tersebut sebelum mencoba reli baru, dengan risiko downside terbatasi oleh pola teknikal yang masih menunjukkan tren naik.
Para pelaku pasar menantikan rilis klaim tunjangan pengangguran awal AS yang diperkirakan naik moderat menjadi sekitar 220.000 untuk minggu yang berakhir 27 Desember, dibandingkan 214.000 sebelumnya. Data ini dapat mempengaruhi ekspektasi kebijakan moneter dan arah suku bunga di masa depan. Dalam konteks itu, emas dapat menguat jika data menunjukkan pelemahan tenaga kerja yang moderat dan inflasi melambat.
Risalah FOMC dari pertemuan Desember menunjukkan mayoritas anggota masih melihat pemangkasan suku bunga lebih lanjut sebagai langkah tepat ketika inflasi turun seiring waktu, meski ada perbedaan pendapat mengenai kapan dan seberapa banyak pemangkasan diperlukan. Probabilitas pemangkasan pada Januari turun sedikit menjadi sekitar 15% menurut CME FedWatch, menambah dinamika kebijakan moneter ke depan.
Selain faktor moneter, CME Group meningkatkan persyaratan margin untuk emas dan logam berharga lainnya, meningkatkan biaya modal dan berpotensi mendorong aksi ambil untung atau penyeimbangan portofolio. Sementara itu, kemajuan negosiasi damai Ukraina dan ketegangan geopolitik regional dapat membebankan volatilitas tambahan pada harga emas, tergantung bagaimana para pelaku pasar menilai risiko jangka pendek.