Pada pembukaan hari ini, pasangan USD/INR bergerak datar di kisaran 90,20 dengan volume perdagangan yang tipis. Ketidakpastian pasar membuat para pelaku menahan posisi sambil menantikan arah dari data ekonomi utama. Secara teknis pergerakan tidak menunjukkan tren signifikan meski ada tekanan dari dinamika global.
FIIs telah menjadi penjual bersih selama hampir sembilan bulan di 2025, melepas saham senilai sekitar Rs 30.752,24 crore sampai Desember. Data aliran modal menunjukkan adanya pelemahan minat eksternal terhadap ekuitas India, meskipun ekonomi domestik tetap stabil. Gelombang keluar modal ini menambah tekanan terhadap rupee dalam beberapa sesi terakhir.
Di sesi Asia, dolar AS sedikit menguat meskipun sejumlah pejabat The Fed menekankan perlunya pelonggaran moneter lebih lanjut untuk mendukung tenaga kerja AS. Risalah FOMC bulan Desember menunjukkan mayoritas peserta cenderung menjaga kebijakan netral agar pasar tenaga kerja tetap kuat. Para pelaku pasar memantau sinyal kebijakan di tengah ekspektasi terhadap arah suku bunga di 2026.
Prospek USD/INR tetap kuat meski minat investor asing terhadap pasar saham India suram akibat kebuntuan perdagangan antara AS dan India. Ketidakpastian eksternal menambah tekanan pada rupee, meskipun fleksibilitas kebijakan dan dinamika likuiditas domestik memberikan beberapa bantalan. Pelaku pasar mencoba menimbang risiko global terhadap outlook rupee.
Di sepanjang tahun ini, FIIs tetap menjadi penjual bersih hampir sembilan bulan, melepas saham senilai sekitar Rs 30.752,24 crore. Angka ini menandai tekanan arus modal keluar yang berkelanjutan, meski pasar obligasi dan instrumen terkait menawarkan variasi aliran. Kondisi ini menjaga volatilitas USD/INR tetap ada dalam beberapa periode perdagangan.
Secara kebijakan perdagangan, hubungan AS-India memburuk dengan potensi tarif lebih besar di masa depan, termasuk kebijakan impor minyak dari Rusia. Dari sisi kebijakan moneter, pernyataan pejabat The Fed menekankan perlunya pelonggaran bertahap untuk mendukung pasar tenaga kerja AS. Analis menilai bahwa dinamika geopolitik dan kebijakan moneter akan membentuk arah utama pasangan mata uang tersebut.
Risalah FOMC bulan Desember menunjukkan suasana kebijakan yang cenderung netral, dengan fokus pada menjaga momentum tenaga kerja sambil menahan tekanan inflasi. Hal ini mengundang ekspektasi bahwa perubahan besar kebijakan tidak segera terjadi, meski opsi pelonggaran tetap dibahas dalam beberapa skenario. Pasar menilai potensi perubahan kecil dalam sikap kebijakan di arah yang lebih longgar di masa mendatang.
Secara teknikal, atribusi sinyal perdagangan tidak jelas karena informasi dalam artikel tidak mengarah pada sinyal beli atau jual yang eksplisit. Tanpa konfirmasi teknikal, rekomendasi trading pada USD/INR saat ini tetap tidak terbentuk. Pedagang disarankan mengantisipasi volatilitas, menunggu konfirmasi data ekonomi utama, dan menilai risiko relatif terhadap target laba yang realistis.
Untuk pedagang mata uang negara berkembang, dinamika global dan perubahan kebijakan di AS akan menjadi faktor utama. Dengan kerangka risiko-reward minimal 1:1.5, langkah trading sebaiknya menunggu sinyal yang lebih jelas sambil memantau pergerakan di sekitar level 90,2 sebagai referensi utama.