Investor menantikan keputusan FOMC yang diperkirakan akan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin, membawa kisaran target federal funds menjadi 3,50–3,75 persen.
Kebijakan ini muncul di tengah ketegangan antara tekanan inflasi dan pelemahan ketenagakerjaan, dengan beberapa analis memperkirakan adanya dissent di antara pembuat kebijakan.
Gubernur Powell diproyeksikan menekankan ketergantungan pada data menjelang pertemuan Januari, sambil menyiratkan bahwa dinamika politik masa lalu belum sepenuhnya tercermin dalam jalur kebijakan.
Laporan dari analis menunjukkan dot plot baru kemungkinan masih meremehkan efek kebijakan masa depan pemerintah baru, meski pasar memperhatikan sinyal-sinyal perubahan sikap.
Ada ekspektasi bahwa mereka akan melanjutkan siklus pemangkasan hingga suku bunga netral tercapai, meskipun ukuran dan tempo pemangkasan bisa berubah seiring jalannya data inflasi dan pekerjaan.
Powell kemungkinan akan menyeimbangkan antara mencerminkan ketidakpastian ekonomi dan menjaga kredibilitas kebijakan jangka panjang.
Pemangkasan 25 bp di tengah ketidakpastian data dapat memicu respons positif di pasar saham global dan menjaga volatilitas relatif rendah jika inflasi tetap terkendali.
Namun, risiko ketatnya komentar terkait pemotongan lebih lanjut atau dampak kebijakan pemerintahan Trump terhadap The Fed bisa menambah ketidakpastian pasar.
Bagi investor, kerangka kebijakan yang berbasis data menuntun pada pendekatan manajemen risiko yang memprioritaskan diversifikasi dan evaluasi laju pemotongan terhadap target netral, dengan fokus pada reliabilitas data ekonomi.