GBP/JPY dibuka dengan tekanan jual di awal minggu ini meski tindak lanjutnya tidak kuat. Permintaan aset safe-haven kembali meningkat seiring ketidakpastian geopolitik, membuat yen menguat secara umum. Kondisi ini menjadi faktor yang membebani pasangan mata uang ini di awal sesi.
Pengetatan kebijakan BoE bersifat hawkish dan berperan sebagai pendorong bagi GBP. Pasar memperkirakan bahwa langkah tersebut membatasi kerugian bagi harga spot GBP/JPY. Hal ini menambah kompleksitas dinamika pasangan ketika yen tetap di bawah tekanan akibat ekspektasi intervensi.
Secara teknikal, GBP/JPY sempat menyentuh level tertinggi sekitar 211,00 yang merupakan level tertinggi sejak Agustus 2008. Namun, pergerakan turun kembali di sesi Asia membuat harga diperdagangkan di sekitar 210,80 hingga 210,75. Pergerakan hari ini relatif minim dan masih menandai penurunan tipis, kurang dari 0,1% untuk hari itu.
Geopolitik ketidakstabilan yang berlanjut meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven. Perang Rusia-Ukraina, ketegangan Israel-Iran, dan peningkatan ketegangan antara AS dan Venezuela menjadi pendorong utama bagi permintaan yen dan imbal hasil keamanan bagi investor. Konteks ini menahan GBP/JPY dari pergerakan kuat ke arah mana pun.
BoJ tetap membuka peluang untuk pengetatan lebih lanjut setelah menaikkan suku bunganya ke level tertinggi dalam 30 tahun. Meski begitu, petunjuk terkait jalur kebijakan ke depan belum jelas, sehingga pasar tetap berhati-hati terhadap prospek yen. Kondisi fiskal Jepang yang memburuk dan lonjakan imbal hasil JGB turut menahan pembeli JPY untuk agresif memasang taruhan.
Selain itu, sikap hawkish Bank of England mendukung Pound Inggris. MPC BoE memilih 5-4 untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%. Perbedaan pendapat di komite menambah ketidakpastian mengenai jalur pelonggaran di masa depan dan menjaga dinamika GBP/JPY tetap rapuh di kisaran kini.
Para trader kini menantikan rilis laporan PDB akhir Kuartal III Inggris sebagai pemicu volume perdagangan yang cenderung tipis karena libur akhir tahun. Kondisi ini meningkatkan risiko pergerakan mendadak meski arah jangka pendek masih samar. Pasar juga porak-porandakan oleh sentimen risiko global yang masih rapuh.
Secara teknikal, banyak analis menilai bahwa pembalikan arah belum terkonfirmasi dan peluang pergerakan turun belum sepenuhnya hilang. Oleh karena itu, disarankan untuk menunggu sinyal jual yang lebih kuat sebelum menilai puncak jangka pendek di sekitar level 211,00. Koreksi bisa saja terjadi, namun konfirmasi diperlukan melalui decline yang meyakinkan.
Jika muncul sinyal perdagangan, tetapkan rasio risiko-imbalan minimal 1:1.5. Gunakan level open, target, dan stop yang menjaga manajemen risiko secara ketat, serta pertimbangkan faktor volatilitas liburan dan volatilitas likuiditas. Tanpa sinyal jelas, hindari eksposur berisiko tinggi dan fokuskan pada pemantauan arah jangka pendek.