Harga Perak berhasil menyentuh level tertinggi sepanjang masa mendekati $66, didorong permintaan safe-haven seiring meningkatnya kekhawatiran atas prospek ekonomi AS.
Data pekerjaan AS menambah tekanan; Nonfarm Payrolls menunjukkan pengangguran naik menjadi 4,6% pada November, sementara penambahan pekerjaan sekitar 64 ribu. Penjualan ritel November datar dan PMI S&P Global pendahuluan berada di 53,0, keduanya memperkuat kekhawatiran terkait momentum ekonomi.
Prospek kebijakan moneter AS tetap menjadi fokus: pasar memperkirakan The Fed akan melakukan pemangkasan lebih lanjut pada tahun 2026, dengan peluang signifikan bahwa dua pemangkasan terjadi tahun depan menurut indikator FedWatch CME (sekitar 67–68%).
Secara teknis, harga Perak diperdagangkan sekitar $66, di atas EMA 20 periode yang berada di $63,28, menunjukkan momentum jangka pendek yang tetap positif meski RSI 14 berada mendekati level jenuh beli (≈69,2).
Bias bullish tetap kuat selama harga berada di atas EMA yang meningkat; penembusan ke bawah EMA 20 bisa mengubah bias intraday menjadi turun dan menurunkan harga menuju level support sekitar $60.
Potensi pergerakan lebih lanjut tetap terbuka dengan target sekitar $70 dan berpotensi lebih tinggi ke area $73 jika momentum terjaga. Analisis ini menggunakan bantuan alat AI untuk mengulas data teknis.