Perak memperlihatkan kenaikan sekitar 0,85% pada Selasa, diperdagangkan mendekati level 58.60 dolar AS menjelang rilis keputusan kebijakan The Fed. Pasar secara luas menempatkan probabilitas penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan hari Rabu, mendorong minat pada aset yang tidak membayar imbal hasil.
Pelaku pasar menilai sinyal pelonggaran lebih lanjut sebagai pendorong utama permintaan terhadap logam mulia, yang cenderung menarik pembeli ketika imbal hasil riil cenderung turun. Pengamatan durasi ini didorong oleh tanda-tanda pendinginan di pasar tenaga kerja AS dan pernyataan hati-hati pejabat bank sentral.
Kondisi pasar menunjukkan fase konsolidasi pada Perak, sebuah pola umum menjelang penentuan arah suku bunga AS. Indikator seperti FedWatch CME memperlihatkan kesiapan pasar terhadap langkah pelonggaran, meskipun nada kebijakan masih berfluktuasi antar sumber berita.
Data terbaru menunjukkan pelambatan momentum perekrutan dan permintaan tenaga kerja yang lebih lemah, yang meningkatkan argumen untuk pelonggaran lebih lanjut. Perbaikan signifikan dalam permintaan tenaga kerja tidak terkonfirmasi, sehingga pembuat kebijakan cenderung lebih berhati-hati dalam menilai prospek inflasi.
Pernyataan dari pejabat The Fed, termasuk pendapat dari Presiden Federal Reserve Bank of New York, menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi melambat dan kondisi pasar tenaga kerja sedang mendingin. Hal ini menambah dasar bagi ekspektasi akan tindakan akomodatif di tahun mendatang.
Dalam konteks tersebut, para investor cenderung menimbang risiko global dan menahan diri menuju pergerakan tajam. Sinyal kehati-hatian menambah daya tarik logam mulia sebagai pelindung risiko saat prospek suku bunga menjadi lebih tidak pasti.
Pertemuan The Fed yang dijadwalkan pada hari Rabu menjadi momen penentu arah bagi perak. Jika pernyataan kebijakan mengonfirmasi potongan suku bunga disertai nada hati-hati, logam ini bisa tetap mendapat dukungan atau bahkan mencatat kenaikan lanjutan dalam jangka pendek.
Sebaliknya, jika nada mengenai jalur suku bunga di masa depan lebih tegas—yang sering disebut pemotongan hawkish—potensi kenaikan jangka pendek Perak bisa terbatas. Ketika prospek moneter menggeser secara hawkish, tekanan pada aset non-imbal hasil dapat menguat.
Untuk pelaku pasar, pendekatan manajemen risiko menjadi krusial. Strategi terkait entry dan target harga perlu mematuhi kaidah risiko/imbalan minimal 1:1,5 dengan pengendalian stop loss pada level yang proporsional terhadap potensi keuntungan yang diharapkan.