Rupee India (INR) kembali melemah terhadap Dolar AS, mendekati 90,86 per USD karena investor menimbang ketidakpastian seputar potensi kesepakatan perdagangan antara AS dan India.
Aliran keluar bersih dari investor institusional asing (FII) berlanjut sepanjang Desember, dengan net penjualan mencapai sekitar Rs 18.491,29 crore. Sentimen pasar tetap tertekan oleh kekhawatiran mengenai kemajuan negosiasi perdagangan antara kedua negara.
Investors menantikan rilis CPI ritel India dan Nonfarm Payrolls (NFP) AS untuk November, yang diperkirakan memicu volatilitas lebih lanjut pada USD/INR.
Secara teknikal, USD/INR diperdagangkan sekitar 90,69 pada kerangka harian. EMA 20-hari berada di 89,82 dan masih tertinggal di bawah harga saat ini, menjaga tren naik jangka pendek tetap utuh.
RSI 14-hari berada di sekitar 69,3 mendekati wilayah overbought, menunjukkan momentum bullish yang kuat namun risiko kelelahan jika tekanan pembelian mereda.
Penembusan di atas level tertinggi sepanjang masa 90,86 bisa membuka jalan menuju 92,00 atau lebih, sedangkan penutupan di bawah EMA 20 berpotensi menambah tekanan ke area 89,51 pada dekat 1 Desember.
Berdasarkan kombinasi faktor fundamental dan teknikal, bias naik untuk USD/INR tampak tetap relevan selama level penting tidak ditembus. Data CPI ritel India dan NFP AS bisa menjadi katalis lanjutan jika memenuhi atau melebihi ekspektasi.
Dalam skenario positif, target berada di sekitar 92,50 dengan manajemen risiko yang jelas. Potensi retracement terbatas jika harga berayun di sekitar EMA 20 yang melonjak.
Rencana perdagangan yang diusulkan adalah membuka posisi beli USD/INR dengan open sekitar 90,69, take profit di 92,50, dan stop loss di 89,50. Rasio risiko-keuntungan sekitar 1,52:1,5 lebih dari threshold minimal.