Rupiah Stabil di Rp16.648 Menunggu Data PCE dan Proyeksi The Fed

Rupiah bergerak stabil di sekitar Rp16.648 per USD pada sesi siang Jumat, seiring pasar menimbang arah dolar menjelang rilis data paket penggerak utama malam hari. Ketidakpastian data PCE AS membuat investor menahan langkah sambil mencari petunjuk arah kebijakan.

USDIDR terlihat berkonsolidasi di area pertengahan 16.600-an, dengan DXY terjebak dalam kanal tren turun yang memberikan ruang bagi Rupiah untuk menjaga stabilitas jangka pendek. Pergerakan volatilitas pun relatif rendah dibanding beberapa pekan lalu.

Secara teknikal, struktur harga menunjukkan candle yang pendek dan volume yang lebih datar, menandakan belum ada momentum kuat dari kedua sisi untuk mendorong pergerakan besar. Faktor eksternal menahan laju dolar meski sentimen global masih rapuh.

Fundamental Domestik dan Dukungan Kebijakan

Cadangan devisa Indonesia naik menjadi USD150,1 miliar pada November, dua bulan berturut-turut menunjukkan peningkatan dan menahan paparan volatilitas eksternal. Cadangan yang setara sekitar 6,2 bulan impor menambah bantalan bagi Rupiah.

Kenaikan cadangan datang dari penerimaan pajak dan jasa, serta pinjaman luar negeri pemerintah, sementara Bank Indonesia memelihara kebijakan yang akomodatif di tengah ketidakpastian global. Guncangan eksternal nampaknya teredam oleh langkah domestik yang terarah.

Proyeksi jangka menengah untuk Indonesia tetap positif. Menurut laporan penelitian Permata, pertumbuhan PDB 2025 diperkirakan 5,0-5,1% dan meningkat menjadi 5,1-5,2% pada 2026, dengan inflasi diperkirakan terjaga di 2,0-2,5%.

Fokus Pasar Global dan Proyeksi Kebijakan The Fed

Data tenaga kerja AS menunjukkan campuran sinyal, dengan jumlah pengangguran turun tajam di beberapa indikator dan Klaim Tunjangan Pengangguran yang lebih rendah dari ekspektasi, menunjukkan pasar tenaga kerja tidak mengalami pelemahan tajam.

Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed tetap ada, meski jalannya terlihat bertahap. Survei Reuters menunjukkan sebagian besar ekonom memperkirakan penurunan suku bunga 25 basis poin pada pertengahan Desember, dengan peluang lebih lanjut di 2026 jika kondisi ekonomi memungkinkan.

Pasar juga akan menanti Proyeksi Ekonomi FOMC dan Dot Plot untuk panduan arah kebijakan 2025-2027, selain laporan Hasil Anggaran Negara November yang memberi gambaran posisi fiskal AS menjelang akhir tahun.

Boost Your Business with Cutting-Edge Marketing Solutions Today

Your ad here
Image