USD/IDR menguat menuju area 16.752, mendekati batas atas rentang harian 16.697 hingga 16.761. Sinyal teknikal menunjukkan tekanan jual yang terbatas, meski dominasi dolar AS tetap kuat. Dolar indeks DXY diperdagangkan di sekitar 98,5, memberi rupiah sedikit ruang meskipun sentimen global tetap rapuh. Kondisi ini menjaga rupiah berada pada posisi defensif saat pasar menilai arah likuiditas menjelang akhir minggu.
Secara teknis, zona 16.750-16.770 kembali berperan sebagai resistance jangka pendek. Pelanggaran yang meyakinkan terhadap level tersebut diperlukan untuk mengubah sentimen arah. Sementara itu, ruang konsolidasi masih terbuka jika pasar gagal menembusnya, dengan level support terdekat di sekitar 16.700 sebagai penopang awal. Kritik utama tetap terletak pada bagaimana pasar menilai aliran dana global di tengah volatilitas yang tersisa.
Meski faktor eksternal tetap memberi tekanan, dinamika teknikal menunjukkan peluang bagi volatilitas lebih lanjut dalam kisaran yang sempit. Investor memantau apakah ada konfirmasi pelonggaran ketika data ekonomi domestik menunjukkan perbaikan pelan. Sinyal teknikal di pasar menyarankan kehati-hatian sambil menilai perubahan arah dalam beberapa sesi mendatang.
Dinamika asing memegang peran utama di rupiah, dengan DXY yang pulih secara moderat dan bertahan di kisaran 98,5. Pasar menilai ulang posisi mata uang utama di tengah serangkaian data AS yang beragam. Permintaan terhadap dolar sebagai alat lindung nilai jangka pendek tetap kuat, terutama menjelang libur akhir tahun dan likuiditas pasar yang menyempit.
Data inflasi AS terbaru menandai pelambatan, mendukung narasi pendinginan harga. Kendati demikian, aktivitas manufaktur regional melemah, ditunjukkan oleh Indeks Manufaktur Philadelphia yang turun tajam ke wilayah kontraksi. Kondisi ini menambah tekanan bagi The Fed dalam menilai jalur kebijakannya ke depan.
Permukaan risiko bagi pasar tetap tergantung pada data ekonomi yang akan dirilis, serta ekspektasi terkait pelonggaran kebijakan moneter. Jika data disinflasi berlanjut, peluang bagi penyesuaian suku bunga lebih lanjut bisa terbatas. Namun, volatilitas tetap tinggi karena faktor likuiditas dan sikap investor terhadap dolar.
Sejalan dengan upaya pendalaman pasar keuangan, pemerintah menetapkan instrumen investasi domestik bagi pendapatan devisa ekspor sumber daya alam mulai Januari. Eksportir diwajibkan menyimpan dana valas di bank negara setidaknya satu tahun, dengan pembatasan konversi ke rupiah maksimal 50 persen. Langkah ini ditujukan untuk memperkuat fondasi rupiah dan mengurangi ketergantungan pada dolar.
Di sisi lain, kerja sama Local Currency Transaction antara RI dan Jepang diperluas melalui pembaruan Nota Kesepahaman yang berlaku sejak Desember 2025. Aplikasi rupiah dan yen memperluas penggunaan dalam transaksi bilateral, memperkaya denah likuiditas dan stabilitas jangka menengah.
Di pekan terakhir, pasar menantikan data ekonomi AS malam ini, seperti Existing Home Sales dan sentimen konsumen Michigan, yang dapat membentuk arah dolar dan rupiah. Penantian tersebut menambah dinamika pada ruang gerak rupiah dalam jangka pendek meski kondisi eksternal masih rapuh. Investor disarankan memonitor kejutan data dan kebijakan terkait untuk menilai risiko dan peluang trading yang relevan.