Dolar AS diperkirakan melanjutkan tren melemah hingga akhir tahun, didorong oleh pola aliran musiman dan stabilitas pasar Treasury yang menenangkan likuiditas FX. Dalam skenario ini, mata uang terkait komoditas cenderung berkinerja lebih baik dibanding pasangan utama seperti EURUSD atau USDJPY.
Faktor kunci yang dibahas analis adalah dinamika suku bunga riil dua tahun, yang naik sekitar 25 basis poin karena penurunan ekspektasi inflasi sekitar 50 basis poin. Namun beberapa skenario kebijakan dapat menekan imbal hasil riil lebih lanjut atau mendorong dolar melemah lebih tajam jika ekspektasi inflasi berubah.
Secara umum, pandangan pasar mendekati akhir tahun dengan ekspektasi pelemahan dolar. Target EURUSD sekitar 1,18 dan USDJPY sekitar 152, sementara jika DXY bertahan di bawah 99.00, peluang untuk penurunan lebih lanjut menuju kisaran 97,8–98,0 meningkat.
Implikasi utama bagi trader adalah potensi peluang beli pada EURUSD menuju 1,18, dengan mata uang berbasis komoditas mendapatkan dukungan tambahan dalam volatilitas yang rendah.
Di sisi lain, volatilitas yang rendah menuntut kehati-hatian. Momentum perlu dikonfirmasi melalui pola harga atau indikator teknikal untuk menghindari sinyal palsu meskipun narasi makro mendukung pelemahan dolar.
Karena artikel tidak menyediakan angka pembuka spesifik atau sinyal konkrit untuk posisi, rekomendasi trading agar dipandang sebagai gambaran ekosistem makro dan bukan saran langsung. Jika ingin fokus pada instrumen lain seperti USDJPY, penting untuk memantau pergerakan teknikal yang sejalan dengan narasi pelemahan dolar.