Rilis IHK November memicu respons awal yang melemahkan dolar AS, namun reli terbatas terjadi seiring pasar menilai bahwa jalur disinflasi belum sepenuhnya jelas bagi kebijakan The Fed. Data menunjukkan IHK umum tumbuh sebesar 2,7 persen YoY, sedangkan IHK inti turun menjadi 2,6 persen, keduanya lebih rendah dari ekspektasi. Penurunan biaya hotel, rekreasi, dan pakaian berkontribusi pada pelemahan inflasi jangka pendek, sementara biaya perumahan naik lebih ringan daripada bulan-bulan sebelumnya.
Skeptisisme pasar terhadap jalur kebijakan The Fed membatasi reaksi langsung. Perbedaan antara cetakan inflasi dengan ekspektasi dianggap mencerminkan tantangan pengumpulan data akibat penutupan pemerintahan, serta distorsi akibat promosi belanja seperti Black Friday. Karena itu, para pelaku pasar enggan mengubah pandangan menuju jalur kebijakan yang terlalu dovish, sehingga dolar sempat stabil setelah pergerakan awal yang agresif.
Menjelang rilis Desember pada 13 Januari, fokus pasar beralih ke apakah pelemahan November merupakan sinyal disinflasi berkelanjutan atau sekadar outlier statistik. Untuk dolar, tekanan turun panjang akan berlanjut hanya jika data berikutnya mendukung disinflasi yang konsisten. Dari sisi teknikal, momentum bearish harian masih terlihat, meski ada tanda-tanda mereda dan RSI berangsur pulih dari wilayah jenuh jual, sehingga pasar diperkirakan bergerak dalam kisaran beberapa sesi ke depan.
Dari sudut teknikal, grafik harian menunjukkan momentum bearish yang bertahan, meski ada tanda-tanda bahwa kekuatan penekan harga mulai mereda. RSI perlahan naik dari wilayah jenuh jual, mengindikasikan kemungkinan pembalikan meskipun arah jangka pendek tetap rapuh.
Pergerakan MA 21, MA 50, dan MA 200 terlihat saling mendekat, yang sering menjadi peringatan awal bahwa harga siap menembus kisaran. Level kunci yang diwaspadai meliputi dukungan sekitar 97,90 dan 97,60 serta resistance di sekitar 99,10–99,20 dan 99,80, yang mencerminkan kombinasi tren jangka pendek dan retracement Fibonacci.
Dalam skenario perdagangan, pasar diperkirakan akan mengambil posisi dua arah dalam beberapa sesi menjelang data inflasi berikutnya. Volatilitas bisa meningkat jika rilis Desember CPI mengejutkan, sehingga trader perlu menjaga manajemen risiko sambil memantau perubahan posisi di atas level dukungan dan resistance utama.
Melihat gambaran yang berkembang, kombinasi faktor fundamental dan sinyal teknikal menunjukkan pasar dolar berada dalam kisaran dengan peluang breakout jika data inflasi menyempurnakan konfirmasi disinflasi berkelanjutan.
Bagi trader, pendekatan defensif lebih dianjurkan: hindari eksposur berlebihan, gunakan manajemen risiko yang ketat, dan siapkan strategi untuk memasuki posisi jika harga menembus level kunci dengan konfirmasi dari indikator teknikal.
Secara keseluruhan, arah dolar dalam beberapa minggu ke depan tergantung pada keberlanjutan disinflasi dan respons kebijakan bank sentral. Jika data inflasi Desember menggarisbawahi pelemahan berkelanjutan, USD bisa tetap terkoreksi; sebaliknya, kejutan positif terhadap inflasi dapat memicu pergerakan yang lebih signifikan. Pertimbangan utama adalah menjaga protokol risiko sambil menilai peluang trading berbasis breakout di level-level kunci yang telah disebutkan.