Dolar Menguat Menutup Minggu: Dampak terhadap USDJPY dan Kebijakan BoJ Menjelang Liburan

Dolar Menguat Menutup Minggu di Atas Mata Uang Utama

USD menutup minggu ini dengan pijakan yang lebih kuat, menguat terhadap semua mata uang utama. Yen Jepang menjadi mata uang yang paling lemah meski Bank of Japan menaikkan suku bunga acuan menjadi 0,75 persen, level tertinggi sejak 1995. Pergerakan ini mencerminkan dinamika pasar yang masih menilai AS lebih resilien jelang periode liburan.

Para analis memperhatikan bahwa meskipun data inflasi konsumen AS lebih lemah dari perkiraan, sinyal perlambatan yang tidak pasti dan kekhawatiran soal likuiditas menjelang liburan memberi dukungan pada probabilitas bahwa dolar bisa mempertahankan atau bahkan memperkuat dominasi terhadap pasangan mata uang utama.

Secara teknikal, beberapa ukuran utama juga menunjukkan USD tetap berada dalam mode tahan banting. Meskipun menjadi indikator yang bervariasi, DXY sempat berputar di sekitar resistance terdekat dan menunjukkan momentum yang bisa bertahan menuju level berikutnya jika sentimen kebijakan moneter AS tetap menjaga dorongan dovish.

BoJ dan Implikasi Terhadap USDJPY

Penguatan dolar terhadap yen terjadi di tengah ketidakpastian kebijakan BoJ yang telah menaikkan suku bunga menjadi 0,75 persen, meski beberapa faktor fundamental tetap menunjukkan yen rentan terhadap tekanan eksternal. Pasar menilai bahwa langkah BoJ tidak cukup mengubah arah umum pergerakan mata uang menghadapi kekuatan dolar AS yang relatif stabil.

Dengan yen melemah, pasangan USDJPY berpotensi memasuki fase tren naik jika dolar tetap kuat secara luas. Namun volatilitas tetap tinggi karena faktor likuiditas dan dinamika pasar global menjelang liburan dapat membatasi pergerakan besar dalam waktu pendek.

Para analis menekankan bahwa jika risiko kebijakan moneter AS tetap mengarah ke risiko dovish, USDJPY dapat menguat lebih lanjut. Akan tetapi, jika data inflasi AS menunjukkan tanda perlambatan lebih luas, pembalikan arah bisa terjadi dan volatilitas meningkat pada kisaran tertentu.

Faktor Fundamental Lainnya yang Menentukan Arah Dolar

Harga makanan pokok yang tetap terkerek menguatkan tantangan bagi daya beli rumah tangga, yang pada gilirannya mempengaruhi persepsi akan kekuatan dolar. Kondisi harga konsumen AS yang lebih tinggi dari yang diharapkan dapat menambah tekanan bagi para pejabat untuk menjaga kebijakan moneter yang lebih ketat dalam jangka pendek.

Di sisi data, ada beberapa asumsi terkait bagaimana data Oktober yang hilang bisa membentuk gambaran inflasi, membantu perlambatan harga secara tidak terduga. Meskipun pasar merespon secara terbalik terhadap data inflasi, faktor-faktor dovish di Fed dan pemerintah dapat mempengaruhi keputusan kebijakan lebih lanjut.

Secara keseluruhan, risiko terhadap USD cenderung mengarah ke kemungkinan melambat tetapi tetap lebih tinggi daripada banyak mata uang utama lainnya. Lonjakan dari titik terendah DXY yang terlihat beberapa waktu lalu menunjukkan beberapa reaksi di resistance jangka pendek, menandakan ruang bagi dolar untuk menguat menuju tahun baru jika kondisi memenuhi syarat momentum.

Boost Your Business with Cutting-Edge Marketing Solutions Today

Your ad here
Image