Keputusan BoJ menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 0,75 persen menandai kelanjutan komitmen untuk menjaga stabilitas kebijakan. Langkah ini sesuai ekspektasi pasar, namun respons yen tidak sesuai dengan harapan karena adanya pandangan berhati-hati dari Gubernur Ueda. Pernyataan tersebut mengurangi kepercayaan investor terhadap arah mata uang Jepang dalam jangka pendek.
Banyak analis mencatat bahwa meskipun imbal hasil domestik meningkat, selisih imbal hasil antara AS dan Jepang menyempit. Hal ini biasanya menjadi faktor pendorong pelemahan yen karena arus modal berpotensi beralih ke aset berisiko di luar Jepang. Pasar juga menimbang bahwa kebijakan jangka panjang BoJ bisa berbeda dari langkah akhir tahun ini, sehingga volatilitas cenderung meningkat.
Imbal hasil obligasi 10 tahun Jepang meningkat melampaui 2% untuk pertama kalinya sejak 1999, sebuah sinyal yang jarang terjadi di era suku bunga rendah. Dengan demikian, penilai pasar menimbang bagaimana perubahan kurva imbal hasil memicu pergeseran posisi investor. Sementara itu, perbedaan AS-Jepang sempit, namun analisis menunjukkan bahwa faktor pasar dan komentar pejabat akan mempengaruhi arahnya dalam beberapa hari mendatang.
Pergerakan dolar AS telah menunjukkan kekuatan yang konsisten bulan ini, menambah tekanan pada yen. Pola teknikal bullish pada grafik USDJPY juga muncul sebagai sinyal kelanjutan tren naik bagi dolar terhadap yen. Para trader menilai bahwa upaya breakout telah teruji dan momentum tetap kuat meskipun ada fluktuasi jangka pendek.
Secara teknikal, target baru sekitar 160 jika reli berlanjut telah muncul sebagai ambang yang diakui banyak analis. Kini fokus beralih ke wilayah 158 sebagai level uji, dengan peningkatan lebih lanjut ke atas pada skenario bullish yang terkonfirmasi. Namun, area 156,25/50 berperan sebagai dukungan penting yang bisa menahan penurunan jika tekanan pasar melemah.
Kondisi pasar tetap sensitif terhadap komentar pejabat moneter AS dan Jepang. Pernyataan yang mengakui kewaspadaan kebijakan bisa memperpanjang tren bullish mata uang AS. Investor disarankan memonitor dinamika imbal hasil global dan sentimen risiko yang dapat memicu perubahan arah secara tiba-tiba.
Bagi investor, volatilitas pasca-putusan BoJ menuntut pendekatan manajemen risiko yang hati-hati. Diversifikasi posisi dan penentuan batas stop loss menjadi bagian penting strategi menghadapi ketidakpastian kebijakan. Selain itu, analisis cross-market dapat membantu mengurangi risiko terhadap kejutan berita.
Meski sinyal teknikal menunjukkan potensi kelanjutan kenaikan USDJPY, konfirmasi momentum dan breakout adalah kunci. Trader dianjurkan menghindari terlalu agresif tanpa dukungan data ekonomi yang jelas, karena volatilitas bisa berubah cepat. Strategi yang disarankan mencakup penempatan target profit berbasis level teknikal yang terukur.
Pengamat juga menekankan pentingnya mengikuti rilis data AS, termasuk data pekerjaan dan inflasi, karena faktor-faktor tersebut sering menjadi pendorong utama arus modal global. Pergerakan pasar obligasi Jepang juga bisa mempengaruhi arah pasangan mata uang ini dalam jangka pendek. Dengan memantau faktor-faktor ini, investor dapat menilai peluang sambil menjaga tingkat risiko tetap terkendali.