Dalam sesi perdagangan yang cenderung tenang, Dow Jones turun sekitar 100 poin dengan fokus investor berpusat pada level support sekitar 48.400. Volume perdagangan yang rendah karena liburan akhir tahun mempersempit ruang gerak pasar, sehingga pergerakan cenderung tertahan oleh arus likuiditas yang terbatas. Analis mencatat bahwa faktor musiman liburan turut memperbesar risiko dan volatilitas jangka pendek bagi indeks utama.
Kemudian, kenaikan moderat pada saham sektor energi mencoba memberi dukungan saat sektor kesehatan dan keuangan melemah, membuat pergerakan Dow terbelah antara saham yang bergerak positif dan yang berkinerja lebih lemah. Penawaran positif pada beberapa saham energi belum cukup mengubah dinamika keseluruhan pasar yang berat karena penyesuaian portofolio dan fokus pada likuiditas jelang akhir tahun.
Beberapa saham individual juga menonjol hari itu, dengan Boeing naik sekitar 1,75% setelah memenangkan kontrak militer untuk memasok jet tempur F-15 ke Israel, sementara UnitedHealth Group meningkat sekitar 0,75%. Di sisi lain, Goldman Sachs turun sekitar 1,2% dan Amgen turun sekitar 1%, menggarisbawahi sikap risk-off yang masih bertahan di pasar bervolume rendah.
Risalah pertemuan Federal Reserve yang dirilis pada pukul 19:00 GMT menawarkan pandangan terakhir pasar mengenai diskusi kebijakan yang berlangsung beberapa bulan terakhir. Dokumen tersebut mengungkap adanya perdebatan di antara anggota FOMC dan memberi konteks mengenai arah kebijakan untuk tahun 2025. Pelaku pasar menilai arahan kebijakan dari dokumen tersebut sebagai penentu utama arah pergerakan aset berisiko di sisa tahun.
Menurut catatan, pemotongan suku bunga ketiga berturut-turut telah terjadi meskipun terdapat tingkat ketidaksepakatan terbesar di antara suara anggota FOMC dalam enam tahun. Narasi kebijakan menunjukkan bahwa risiko volatilitas dapat muncul jika pernyataan pejabat mengaburkan jalur penurunan suku bunga. Investor memperhatikan bagaimana kebijakan ini bakal mempengaruhi likuiditas dan penilaian risiko di pasar utang dan saham.
Sementara pedagang menilai kemungkinan The Fed menahan suku bunga hingga April 2025, komentar politik juga menambah dinamika risiko. Pada hari yang sama, beberapa pernyataan publik menyoroti ketegangan antara pemerintah dan bank sentral terkait kebijakan moneter, meskipun independensi The Fed tetap menjadi fokus utama. Pasar menimbang faktor fiskal, geopolitik, dan alokasi likuiditas menjelang penutupan tahun serta awal 2025.