Harga emas bergerak naik secara terbatas di sekitar $4.210 per ounce pada pembukaan sesi Asia.
Kondisi ini didorong oleh data payrolls swasta AS yang lebih lemah dari perkiraan, meningkatkan peluang penurunan suku bunga di bulan Desember.
Investor juga menantikan rilis klaim tunjangan pengangguran awal dan inflasi PCE yang tertunda sebagai petunjuk arah kebijakan moneter serta arah dolar.
Kebijakan moneter menjadi faktor utama, dengan trader menilai peluang pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Desember.
Harga opsi pasar memperkirakan hampir 89% kemungkinan penurunan suku bunga minggu depan menurut FedWatch CME, yang menurunkan biaya peluang memegang emas berdenominasi USD.
Kelemahan pada pasar tenaga kerja AS yang berlanjut memberikan dukungan pada logam mulia, meskipun ada risiko volatilitas yang timbul dari perubahan prospek inflasi dan kebijakan.
Data Klaim Tunjangan Pengangguran Awal dan inflasi belanja konsumsi pribadi (PCE) bulan September yang tertunda akan menjadi sorotan utama pada hari Kamis dan Jumat.
Jika sinyal inflasi lebih tinggi muncul, dolar AS bisa menguat dan menekan emas dalam jangka pendek, sementara ekspektasi pemangkasan suku bunga memelihara daya tarik bagi logam kuning.
Secara umum, kombinasi data pekerjaan yang lemah dan ekspektasi kebijakan dovish menjaga bias bullish untuk XAU/USD dalam beberapa minggu ke depan.