Stephen Miran, anggota Dewan Gubernur Federal Reserve, menilai beberapa bulan terakhir data ekonomi sejalan dengan pandangan globalnya tentang dinamika dunia. Ia menegaskan bahwa ia tidak melihat tanda-tanda resesi dalam waktu dekat. Wawancara dengan Bloomberg TV menjadi referensi utama bagi investor yang mencoba memahami arah kebijakan moneter dan risiko pasar.
Ia menyoroti anomali pada data inflasi minggu lalu yang muncul akibat penutupan pemerintah. Beberapa ukuran inflasi inti bisa tersendat sementara, sehingga volatilitas harga bisa meningkat. Meski demikian, Miran menekankan bahwa fluktuasi tersebut tidak mengubah gambaran utama mengenai arah inflasi dan pertumbuhan.
Menurutnya, penyesuaian kebijakan ke bawah akan diperlukan jika data menunjukkan bahwa tekanan inflasi mereda secara konsisten. Risiko resesi bisa meningkat jika kebijakan tidak menyesuaikan diri dengan perubahan ekonomi, ia menekankan perlunya respons kebijakan yang tepat. Pada akhirnya, ia menyiratkan bahwa penurunan suku bunga secara bertahap bisa terjadi ketika data dan realitas ekonomi mendukungnya.
Dalam pernyataannya, Miran menyatakan bahwa ia tidak melihat resesi dalam waktu dekat meskipun risiko tetap ada dan kebijakan moneter tetap dinamis. Ia menekankan bahwa kebijakan fiskal perlu berjalan seiring dengan pertumbuhan, sehingga pasar menilai risiko dan peluang dengan lebih hati-hati. Pesan ini menambah kerangka bagi investor untuk memahami bagaimana kejutan kebijakan masa depan dapat tercermin pada harga aset berisiko.
Ia menilai bahwa pada akhirnya pemangkasan suku bunga mungkin dilakukan, terutama jika data inflasi bergerak turun dan memberikan ruang untuk pelonggaran. Ia juga menyebut pemulihan fiskal melalui pengembalian pajak tahun depan sebagai stimulus tambahan bagi pertumbuhan. Secara kebijakan praktis, perubahan suku bunga diharapkan berlangsung secara bertahap untuk menjaga stabilitas neraca dan ekspektasi pasar.
Miran juga menegaskan bahwa masa jabatannya akan bergantung pada konfirmasi kursi hingga 31 Januari; jika tidak ada konfirmasi, ia berasumsi akan tetap menjabat. Ia memberi apresiasi pada Powell karena ia berhasil mengeksekusi tiga penurunan suku bunga lewat FOMC. Narasi ini menekankan bahwa pasar akan menilai perjalanan kebijakan dari catatan langkah yang diambil pejabat bank sentral.
Implikasi kebijakan yang cenderung pelonggaran di masa mendatang bisa memicu peningkatan likuiditas dan dorongan bagi aset berisiko. Investor perlu menilai bagaimana dinamika inflasi serta ekspektasi kebijakan moneter akan mempengaruhi volatilitas harga di pasar global. Dalam konteks ini, pandangan Miran menambah narasi bahwa pelonggaran bertahap bukan langkah instan, melainkan bagian dari penyesuaian berkelanjutan.
Sementara itu, fokus pada sinkronisasi antara kebijakan moneter dan fiskal terlihat penting. Pengembalian pajak tahun depan dapat meningkatkan daya beli rumah tangga meskipun efeknya relatif kecil di jangka pendek. Secara teknis, respons pasar mungkin mengapresiasi ekspektasi pelonggaran bertahap sambil menjaga kelenturan neraca moneter.
Sebagai penutup, fokus pasar akan tertuju pada komentar pejabat Fed berikutnya dan data inflasi yang akan datang. Apresiasi terhadap Powell karena tiga pemangkasan suku bunga yang sudah terjadi telah menjadi referensi bagi pergerakan suku bunga secara luas. Secara kumulatif, opini pejabat Fed dapat menjadi katalis bagi pergerakan indeks global dan pasangan mata uang utama, sepanjang data ekonomi mendukung.