Harga Perak telah melonjak signifikan sepanjang 2025, meningkat sekitar 150 persen. Kenaikan ini dipandang banyak analis sebagai cerminan faktor fundamental yang solid. Analisis dari beberapa lembaga termasuk Societe Generale menegaskan bahwa faktor-faktor struktural mendasari pergerakan harga logam ini.
Permintaan industri dan keterbatasan pasokan berkontribusi pada pelebaran tekanan harga. Sektor elektronik dan teknologi menyerap logam ini secara meningkat, sementara pasokan dari penambangan relatif terjaga. Kondisi ini memperkuat argumen bahwa pergerakan harga dipicu oleh fundamental yang kuat meski volatilitas tetap tinggi.
Para analis juga menyebutkan proyeksi kenaikan sekitar 7 persen menjelang dan setelah Tahun Baru 2026. Proyeksi ini mengandung unsur asumsi likuiditas pasar yang relatif tipis selama liburan. Meskipun volatilitas menonjol, arah jangka menengah diperkirakan tetap mendukung pergerakan harga ke level yang lebih tinggi.
Fenomena margin perdagangan di CME mempengaruhi dinamika harga perak. Catatan menunjukkan margin awal melonjak menjadi sekitar 25.000 dolar per oz, naik dari 22.000 dolar per oz sebelumnya. Perubahan margin ini mencerminkan penyesuaian likuiditas dan risiko pasar yang lebih tinggi.
Penyesuaian margin tersebut mengikuti lonjakan sebelumnya yang terjadi pada 12 Desember 2025, ketika margin meningkat sekitar 10 persen ke level 22.000 dolar per oz. Isu margin tersebut berdampak pada biaya perdagangan jangka pendek dan volatilitas harga. Investor memperhatikan adanya dampak teknis pada likuiditas pasar selama periode yang tidak likuid.
Secara teknikal, perak terlihat mahal jika dilihat secara linear, meskipun ketika disusun dalam skala logaritmik kisah penggandaan harga yang telah berjalan selama dua setengah dekade tetap berlanjut. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan tahun ini menyisakan ukuran valuasi yang cukup ekstrem dalam konteks historis. Para pembaca perlu menimbang apakah pemulihan harga akan berlanjut dengan dasar fundamental yang tetap kuat.
Proyeksi jangka pendek menyiratkan adanya potensi kenaikan sekitar 7 persen menjelang Tahun Baru 2026. Proyeksi ini menekankan dinamika permintaan musiman serta respons pasar terhadap ketidakpastian makro. Peluang ini tetap relevan bagi pelaku pasar yang menggarap strategi jangka menengah.
Secara aktual, harga perak telah naik sekitar 14,5 persen selama periode yang sedang berjalan, meskipun sempat terjadi pullback satu hari yang signifikan. Hal ini menunjukkan adanya volatilitas yang melekat pada pasar logam mulia di tengah likuiditas yang menurun. Investor sebaiknya tetap memantau sinyal pasar secara kontinu untuk memahami momentum lebih lanjut.
Analisis jangka panjang menggunakan kerangka logaritmik mengilustrasikan bahwa pola penggandaan harga telah berjalan selama sekitar 25 tahun. Meskipun lonjakan tahun ini agresif, indikator jangka panjang tetap menunjukkan tren peningkatan yang berkelanjutan. Dengan demikian, pertimbangan valuasi dan risiko perlu diseimbangkan secara hati-hati oleh investor.