Pertumbuhan PDB Selandia Baru pada kuartal ketiga dilaporkan sebesar 1,1% secara QoQ, mengalahkan ekspektasi 0,9%. Angka ini mencerminkan rebound yang kuat setelah kontraksi di kuartal II, meski kapasitas cadangan masih tinggi. Implikasi utamanya adalah perekonomian tidak menunjukkan tekanan inflasi yang berlebih dalam jangka dekat.
Secara tahunan, PDB naik 1,3% YoY di kuartal III, menyusul pemulihan dari revisi sebelumnya dan sejalan dengan ekspektasi pasar. Namun, kapasitas produksi yang masih tinggi berarti laju inflasi tidak dianggap meningkat secara signifikan berdasarkan data terbaru. Hal ini membuat pasar menilai peluang kenaikan suku bunga oleh RBNZ menjadi lebih bias turun dari harapan sebelumnya.
Di sisi lain, dolar AS tetap stabil di tengah kehati-hatian pasar menjelang rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS. Pernyataan Gubernur Fed Christopher Waller menambah nuansa dovish pada narasi kebijakan moneter, menekankan kelanjutan penyesuaian menuju kebijakan netral secara bertahap. Indikator FedWatch CME menunjukkan peluang bagi bank sentral AS untuk mempertahankan suku bunga pada pertemuan berikutnya di Januari berada di sekitar 75,6%, meningkat dari minggu sebelumnya.
NZD/USD melemah berkelanjutan dan diperdagangkan sekitar 0,5760 pada awal sesi perdagangan Eropa. Tekanan pada NZD muncul meskipun data PDB Selandia Baru menunjukkan rebound, karena saat ini fokus pasar lebih besar pada dinamika inflasi dan kebijakan moneter. Adanya kehati-hatian pasar membuat pasangan mata uang ini rentan terhadap kejutan data CPI AS yang akan dirilis nanti.
Dengan pandangan bahwa peningkatan pertumbuhan tidak akan memicu inflasi lebih lanjut, ekspektasi kenaikan suku bunga jangka pendek untuk RBNZ cenderung menurun. Perkiraan peluang kenaikan suku bunga pada Juli turun menjadi sekitar 40% dari level sebelumnya sekitar 50%. Pergerakan ini memperkuat tekanan bearish terhadap NZD terhadap USD dan membuka peluang untuk posisi short pada pasangan ini.
Untuk trader, peluang yang menarik adalah mengambil posisi short pada NZD/USD dengan pembukaan sekitar 0,5760 dan target take profit di 0,5680 serta stop loss di 0,5800. Skema ini menawarkan risiko relatif sekitar 2:1, sesuai dengan kriteria manajemen risiko. Namun, tetap perlu memperhatikan kebijakan CPI AS dan potensi kejutan dari bank sentral lainnya yang bisa mengubah dinamika pasangan.