NZDUSD tetap melemah di sekitar 0,5785 sepanjang sesi Asia, menandakan tekanan jual berlanjut. Data PMI Manufaktur China yang dirilis menunjukkan perluasan aktivitas dengan angka 50,1 pada Desember, lebih baik dari ekspektasi. Meski data China positif, Kiwi tetap berada di bawah tekanan karena likuiditas yang tipis dan nada berhati-hati di pasar.
PMI Non-Manufaktur China juga naik menjadi 50,2, menambah gambaran bahwa perekonomian Tiongkok masih menguat. Pembacaan yang lebih kuat dari perkiraan menambah dukungan terhadap perbaikan sentiment global, meskipun Kiwi bertindak sebagai proxy China dan menampilkan respons yang hati-hati. Pelaku pasar menunggu konfirmasi arah dari data selanjutnya saat volume perdagangan bisa tetap rendah menjelang libur Tahun Baru.
Sementara itu para pelaku pasar bersiap terhadap laporan Klaim Tunjangan Pengangguran Awal AS, yang dapat memberi petunjuk lebih lanjut tentang arah risiko dan kebijakan moneter. Risalah FOMC menunjukkan perpecahan pandangan di kalangan pejabat mengenai langkah pemangkasan suku bunga Desember, menambah nuansa ketidakpastian. Dalam konteks ini, arah NZDUSD cenderung dipicu oleh dinamika dolar AS dan ekspektasi kebijakan, bukan oleh data China semata.
Risalah pertemuan The Fed menunjukkan para pejabat terbagi mengenai ukuran dan waktu pemotongan suku bunga Desember. Meskipun beberapa pejabat melihat pemotongan sebagai langkah yang tepat, ketidakpastian soal laju inflasi menjaga pelaku pasar tetap waspada. Hal ini membuat pergeseran nilai tukar dolar menjadi lebih tidak jelas bagi trader.
Klaim Tunjangan Pengangguran Awal AS akan menjadi fokus karena angka yang lebih lemah dari ekspektasi dapat menambah tekanan untuk pelonggaran kebijakan lebih lanjut. Pasar menilai sinyal kebijakan akan tetap hati-hati meskipun penurunan inflasi menunjukkan progres yang diharapkan. Para analis juga memperhatikan bagaimana data tenaga kerja mempengaruhi ulasan suku bunga di 2025.
Perkiraan pasar melalui CME FedWatch menunjukkan peluang pemotongan pada bulan Januari menurun menjadi sekitar 15 persen setelah rilis risalah. Faktor ini menambah volatilitas pada dolar dan menekankan pandangan bahwa jalur kebijakan bisa tetap divergen. Dengan kondisi tersebut, pergerakan NZDUSD lebih dipengaruhi oleh dinamika dolar daripada data regional semata.
Mengingat ketidakpastian kebijakan dan likuiditas yang cenderung rendah, pendekatan trading perlu menekankan manajemen risiko yang disiplin. Trader disarankan fokus pada toleransi risiko, ukuran posisi yang lebih kecil, dan penyesuaian ekspektasi terhadap volatilitas. Evaluasi terhadap skenario terbaik dan terburuk akan membantu menjaga modal tetap aman dalam kisaran 0,57 hingga 0,585.
Dengan kondisi fundamental yang tidak memberi sinyal tegas, strategi defensif seperti penggunaan stop loss yang ketat dan target keuntungan yang realistis menjadi opsi utama. Penggunaan kerangka waktu lebih pendek bisa membantu menghindari risiko gap saat likuiditas membatasi pergerakan pasar. Selain itu, perhatikan pergerakan dolar AS yang berpotensi memicu pergerakan besar meski data regional suram atau positif.
Level kunci yang perlu diperhatikan berada di sekitar 0,58 sebagai resistance di masa-masa volatil dan 0,57 sebagai support kuat. Jika harga mampu menembus area 0,585, potensi koreksi ke arah 0,575 bisa muncul, namun saat ini fokus utama adalah menjaga eksposur risiko dan menghindari overfitting pada prediksi jangka pendek. Semua proyeksi tetap bergantung pada kejutan kebijakan dan dinamika likuiditas pasar saat liburan segera berakhir.