Data GDP Australia untuk kuartal ketiga 2025 menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,4% secara kuartal-per-kuartal (QoQ). Angka ini menandai perlambatan dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 0,6%.
Pembacaan tersebut juga berada di bawah konsensus pasar yang memperkirakan ekspansi sekitar 0,7%. Perbedaannya menyoroti adanya perlambatan di beberapa komponen utama perekonomian.
Rilis dari Australian Bureau of Statistics ABS menambah nuansa kehati-hatian bagi kebijakan moneter dan sumbu risiko mata uang, karena asesor akan menilai momentum pertumbuhan terhadap dinamika inflasi dan pekerjaan.
Dampak langsungnya terasa pada sentimen AUD, karena data pertumbuhan yang lebih lemah memberi ruang bagi ekspektasi pelonggaran kebijakan atau penundaan kenaikan suku bunga.
Para analis menilai bahwa perlambatan PDB bisa mendorong volatilitas jangka pendek di pasangan AUDUSD, terutama jika data pendukung seperti inflasi dan pekerjaan juga menunjukkan tekanan rendah.
Dalam konteks pasar global, faktor perdagangan, biaya energi, dan dinamika pasokan global akan menjadi kunci untuk menentukan arah mata uang Australian dollar sepanjang sisa tahun ini.
Secara jangka menengah, tren pertumbuhan Australia tetap bergantung pada pemulihan konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, serta ekspor komoditas yang sensitif terhadap permintaan global.
Bagi pelaku pasar, penting untuk menilai risiko regional dan reaksi kebijakan bank sentral terhadap data ekonomi terbaru, sambil menjaga rencana manajemen risiko yang ketat.
Kesimpulannya, meski Q3 menunjukkan momentum yang lebih lemah, outlook makro Australia tetap bergantung pada faktor eksternal dan bagaimana data pendukung membentuk ulang ekspektasi kebijakan di masa mendatang.