Analisis teknis menunjukkan tekanan jual pada minyak mentah setelah insiden penyitaan kapal tanker yang dikenai sanksi, yang meningkatkan ketegangan geopolitik dan menimbulkan kekhawatiran gangguan pasokan. Meskipun demikian, kenyataan oversupply global masih membatasi pergerakan harga secara signifikan.
Harga minyak saat ini tertahan di zona resistance sekitar 58.76 hingga 58.40, menjadikannya area kunci bagi pelaku pasar untuk menilai arah berikutnya. Ketahanan di level tersebut membuka peluang bagi posisi jual jika harga tidak mampu menembus ke atas.
Secara teknikal, sinyal jual memang dominan saat ini karena tekanan di resistance, sementara faktor fundamental seperti risiko pasokan tetap menjadi penyeimbang yang menghalangi pergerakan ke level lebih tinggi.
Suplai minyak mentah masih menunjukkan tekanan ke bawah karena adanya kekhawatiran oversupply global, meskipun gangguan pasokan akibat insiden di perairan Venezuela memberikan dukungan sementara pada harga.
Level teknis utama yang menjadi acuan adalah area 58.76–58.40. Target turun berurutan berada di 57.89, 57.17, dan 56.43, sedangkan stop loss ditempatkan di 59.30 untuk menjaga kerugian jika pasar berbalik arah.
Prediksi pasar mengarah pada potensi pelemahan lanjutan jika resistance bertahan, dengan catatan bahwa volatilitas tetap tinggi karena faktor geopolitik dan dinamika supply-demand global.
Entry disarankan near resistance sekitar 58.76 dengan posisi jual, mengambil TP pertama di 57.89, TP kedua di 57.17, dan TP ketiga di 56.43. Stop loss diposisikan di 59.30 untuk menjaga risiko tetap terkendali.
Rasio risiko-keuntungan diperkirakan sekitar 1:1.6 berdasarkan jarak dari open ke TP1 dibandingkan jarak ke SL, sehingga peluang menawarkan potensi reward yang layak jika target tercapai.
Manajemen risiko penting: ukuran posisi yang proporsional, penggunaan trailing stop jika harga bergerak mendekati target, serta mengawasi rilis berita geopolitik dan data pasokan yang bisa mengubah arah pergerakan secara tajam.