Biro Analisis Ekonomi AS memperkirakan PDB AS tumbuh sebesar 3,2% secara tahunan di kuartal ketiga, menandai kelanjutan momentum meski berada di bawah laju kuartal sebelumnya yang mencapai 3,8%. Proyeksi ini menunjukkan perekonomian tetap berada pada jalur pertumbuhan meski dinamika global tetap menantang. Pasar juga menantikan pembacaan Indeks Harga PDB sebagai komponen inflasi dalam produksi domestik.
Estimasi GDPNow dari Atlanta Fed untuk pertumbuhan riil kuartal ketiga dipamerkan sekitar 3,5%, meski angka tersebut bukan proyeksi resmi melainkan estimasi berkelanjutan berbasis data yang tersedia. Angka-angka ini mengindikasikan ekonomi yang relatif sehat, meskipun cerminan permintaan domestik terutama konsumsi perlu diamati secara seksama. Sisi permintaan domestik tetap menjadi fokus karena kontribusinya terhadap pembacaan pertumbuhan secara keseluruhan.
Di balik angka-angka positif, perhatian pasar mengarah pada dinamika pasar tenaga kerja yang lemah. Penciptaan pekerjaan dan tingkat pengangguran menjadi komponen kunci yang mempengaruhi ekspektasi kebijakan moneter Fed. Kondisi tenaga kerja yang lesu dapat membatasi langkah kebijakan selanjutnya meski PDB menunjukkan performa yang solid.
Tingkat pengangguran naik menjadi 4,6% pada bulan November, menurut laporan Nonfarm Payrolls terbaru, melebihi ekspektasi 4,4%. Penciptaan lapangan kerja bulan tersebut mencapai 64 ribu, sementara revisi data bulan-bulan sebelumnya mengurangi total pekerjaan Agustus–September sebesar 33 ribu. Data Oktober hilang akibat penutupan pemerintah, menambah dimensi ketidakpastian bagi penilaian arus kerja.
Selain itu, data tenaga kerja yang rapuh menambah beban pada prospek kebijakan moneter. Pasar menilai bahwa Fed akan mempertimbangkan tren inflasi sebagai kunci dalam menentukan arah suku bunga, meski beberapa faktor eksternal berkontribusi pada volatilitas jangka pendek. Ketidakpastian pekerjaan menahan langkah pasar menuju normalisasi kebijakan.
Secara bersamaan, rilis PDB dan deflator PDB memperlihatkan dua sinyal saling melengkapi: pertumbuhan bisa tetap di atas 3%, namun tekanan tenaga kerja dapat menahan percepatan inflasi dan mempersulit keputusan kebijakan. Reaksi pasar pun bisa lebih volatil selama liburan musim dingin karena volume perdagangan yang menurun dan likuiditas yang terbatas.
Secara teknis, Indeks Dolar AS (DXY) berada dalam nada bearish menjelang rilis, diperdagangkan sekitar 98,30, sedikit di atas rendah Desember di 97,87. Dalam kerangka harian, SMA 100 sekitar 98,60 cenderung menahan upaya kenaikan, sementara SMA 20 yang lebih lemah mempercepat tekanan jual. Penilaian teknikal menunjukkan momentum penurunan yang berujung pada peluang pelemahan lebih lanjut.
Pembacaan PDB yang mengecewakan bisa mendorong DXY menuju level bulanan terendah, dengan potensi penurunan lebih lanjut menuju 97,46 atau bahkan sekitar 97,00 jika tekanan berlanjut. Sebaliknya, data yang lebih baik dari ekspektasi bisa memberi sedikit angin segar bagi dolar, meskipun tidak cukup mengubah arah tren utama yang saat ini bersifat bearish. Kondisi ini menambah kompleksitas bagi trader yang mencoba menimbang risiko terhadap rilis data selanjutnya.
Analisis teknikal menunjukkan level resistance utama di sekitar 98,42 dan 98,60, sedangkan dukungan kuat berada di sekitar 97,00. Kenaikan yang menembus resistance utama bisa terbatas oleh dinamika data dan volatilitas liburan, sementara jika harga terus turun, target berikutnya bisa berada pada kisaran 97,00 hingga 97,46. Secara umum, narasi pasar saat ini lebih condong ke pelemahan dolar dibandingkan kebalikannya selama masa liburan ini.