Rencana kunjungan Wakil Perwakilan Perdagangan AS Switzer ke India pada 10-11 Desember menambah dinamika pada negosiasi perdagangan kedua negara. Secara umum, pejabat terkait berupaya mendorong pengurangan bea ekspor AS yang saat ini sekitar 50%, suatu tingkat yang cukup tinggi dibanding mitra dagang Washington.
Di saat yang sama, perhatian pasar beralih ke data CPI ritel India yang dijadwalkan rilis pada hari Jumat. Investor menilai bagaimana angka inflasi bisa mempengaruhi sikap kebijakan moneter Bank Sentral India dan aliran modal asing yang masuk atau keluar negara tersebut.
Di sisi domestik, aliran investasi asing (FII) menunjukkan kecenderungan jual bersih di pasar saham sepanjang bulan Desember, mencerminkan ketidakpastian terkait negosiasi perdagangan serta prospek pertumbuhan ekonomi dalam konteks luar negeri maupun dalam negeri.
Secara teknis, pasangan USD/INR turun mendekati 90,00 seiring Rupiah India melanjutkan penguatan terhadap Dolar AS. Pada grafik harian, posisi pasangan ini berada di sekitar 90,10, dengan tekanan pembalikan yang masih relevan dalam konteks momentum pasar.
EMA 20-hari berada di sekitar 89,65–89,70 dan harga tetap berada di atasnya, menegaskan bias bullish bagi pasangan tersebut. Kemiringan naik pada EMA menandakan tren naik yang terstruktur dalam kerangka jangka menengah, meski ada konsolidasi jangka pendek.
RSI berada di sekitar 62, menunjukkan momentum bullish yang kuat namun tidak terlalu overbought. Jika harga tetap di atas EMA, peluang pergerakan ke atas menuju area 90,70–91,00 lebih mungkin, sedangkan koreksi ke 89,50–89,80 menjadi level dukungan penting untuk menjaga tren bullish.
Dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed pada pertemuan Desember, arah dolar AS akan sangat bergantung pada panduan kebijakan yang dirilis melalui dot plot serta komunikasi Fed mengenai jalur kebijakan ke depan. Kelemahan pasar tenaga kerja AS memberi dukungan bagi prospek kebijakan dovish, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi dinamika USD/INR.
Untuk trader, skenario bullish USD/INR bisa diakses dengan posisi long pada level saat ini jika harga tetap di atas EMA 20-hari dan RSI tetap berada di zona netral hingga bullish. Sebagai contoh, entry di sekitar 90,10 dengan target 91,00 dan stop loss di 89,50 memberikan risiko/imbalan sekitar 1:1,5 yang sejalan dengan prinsip manajemen risiko.
Selalu pertimbangkan volatilitas pasar dan risiko geopolitik yang bisa mengubah arah. Gunakan tingkat stop loss dan take profit yang realistis serta sesuaikan ukuran posisi dengan toleransi risiko Anda. Analisis ini menguatkan peluang pada USD/INR asalkan harga mempertahankan level dukungan utama dan momentum tetap bergerak sesuai ekspektasi teknikal.