Rupee India melemah terhadap dolar AS karena arus keluar investasi asing. FII terus melepas kepemilikan di pasar ekuitas India, menambah tekanan terhadap nilai tukar. Pada Desember, FII tercatat sebagai penjual bersih pada 14 dari 17 hari perdagangan dengan total jualan sekitar Rs 22.109,51 crore.
RBI menambah saat ini dengan langkah intervensi melalui swap beli-jual USD/INR senilai $10 miliar untuk jangka tiga tahun. Langkah ini bertujuan menstabilkan rupee di saat volatilitas meningkat jelang liburan dan dinamika perdagangan asing. Intervensi tersebut menandakan upaya kebijakan untuk menjaga stabilitas pasar valas domestik.
Secara global, pertumbuhan PDB AS di kuartal ketiga yang melebihi ekspektasi sebesar 4,3% menambah sinyal tentang arus dana internasional dan arah dolar. Analisa pasar menunjukkan indeks dolar DXY turun ke posisi terendah sekitar 11 minggu, meski pergerakan teknikal di pasar rupiah tetap sensitif terhadap aliran modal. Skenario ini menjadi konteks bagi pergerakan USD/INR yang sedang dalam fase korektif.
Prospek pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve diperkirakan tetap akomodatif dengan probabilitas yang lebih tinggi di pasar berkat data pekerjaan yang lemah dan tekanan inflasi yang berkurang. Menurut FedWatch CME, peluang pemangkasan 50 basis poin pada 2026 mencapai sekitar 70,6%, meski dot plot terbaru menunjukkan jalur yang lebih moderat. Pasar juga menilai durasi kebijakan Fed akan mempertahankan akomodasi untuk waktu yang cukup.
Di sisi lain, RBI tetap menjaga rupee dengan intervensi di pasar spot dan NDF, termasuk langkah swap yang baru. Komentar otoritas menegaskan fokus pada stabilitas mata uang meski fondasi ekonomi domestik menghadapi berbagai tantangan eksternal. Perkembangan ini memperkuat posisi USD/INR di atas level kunci di 90, dengan ekspektasi bahwa volatilitas akan mereda secara bertahap.
Sejumlah ekonom menilai pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal ketiga memperlihatkan dinamika positif, namun belum mengubah ekspektasi terhadap kebijakan global. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan AS yang lebih kuat mendorong optimisme terhadap dolar dalam jangka pendek, namun pasar menahan diri karena kalender liburan dan volatilitas likuiditas. Komentar ini menggambarkan situasi di mana tekanan eksternal tetap relevan bagi USD/INR.
Dalam kajian teknikal, pasangan USD/INR diperdagangkan sekitar 90,21, berada di atas EMA 20-hari yang berada di 90,16, memberikan bias bullish ringan. Momentum saat ini terlihat mereda meski tren utama masih mengarah lebih tinggi. RSI di level sekitar 53 menunjukkan kondisi netral tanpa tekanan jual yang kuat.
Garis tren yang menanjak dari level 83,94 memberikan dukungan untuk langkah lebih lanjut, dengan support terdekat berada di sekitar 89,17. Selama harga tetap di atas support tren, bias positif tetap terjaga dan rally lanjutan tidak dikecualikan. Namun, penembusan di bawah garis dukungan tersebut akan membuka pintu retracement yang lebih dalam.
Analisis menggambarkan potensi peluang bagi pembeli pada rencana pullback, sambil memperhatikan jalur resistance yang bisa menguji area sekitar 90,5–91,0. Risiko pada skenario beli harus dikelola dengan penempatan stop loss di bawah level support tren. Secara keseluruhan, pergerakan USD/INR tergantung pada dinamika FII, kebijakan Fed, dan intervensi RBI yang terus dipantau para pelaku pasar.