USD/INR Berpotensi Turun Setelah Intervensi RBI; Analisa Teknis Menunjukkan Arah ke 88,49

USD/INR Berpotensi Turun Setelah Intervensi RBI; Analisa Teknis Menunjukkan Arah ke 88,49

Rupee India menunjukkan kekuatan relatif terhadap Dolar AS pada awal minggu ini, tenggelam di sekitar level 90 per USD. Intervensi yang dilakukan Reserve Bank of India (RBI) di pasar spot dan non-deliverable forward (NDF) bertujuan menjaga Rupee agar tidak terdepresiasi lebih lanjut terhadap USD. Dalam konteks arus modal, Investor Institusional Asing (FII) tetap tercatat sebagai pembeli bersih pada periode 17–19 Desember, menambah dukungan bagi mata uang domestik. Di saat yang sama, Rupee tetap terdampak oleh dinamika global dan aliran modal yang tidak konsisten sepanjang tahun ini, dengan tren depresiasi sekitar 6,5% terhadap USD sejak awal tahun.

Selain faktor lokal, faktor eksternal juga mempengaruhi arah USD/INR. Ketergantungan terhadap permintaan USD dari importir India dan keluarnya dana asing dari pasar saham India menjadi pendorong utama volatilitas yang membatasi perbaikan mata uang domestik. Meski demikian, beberapa pembelian asing terlihat pada tiga hari perdagangan terakhir, menandakan adanya campuran sentimen di antara investor global maupun domestik. Kondisi ini menjaga pasangan USD/INR dalam rentang yang sempit tetapi rentan terhadap kejutan kebijakan perdagangan global.

Gambaran kebijakan moneter juga menjadi variabel utama. Perkembangan dari Federal Reserve (Fed), terutama komentar dari pejabatnya tentang tidak ada kebutuhan pemangkasan suku bunga hingga musim semi, menambah tekanan pada dolar AS. Data inflasi AS yang lebih lemah pada November dan komunike terkait prospek pekerjaan menjadi faktor pendukung bagi mata uang lain, termasuk INR. Pasar menunggu pembacaan data produk domestik bruto (PDB) AS dan arah kebijakan kebijakan Fed pada bulan mendatang untuk lebih memahami jamak sinyal likuiditas global.

Dinamika Pasar dan Sinyal Trading pada USD/INR

Dari sisi teknikal, USD/INR diperdagangkan sekitar 90,04, dengan EMA 20-hari yang meningkat namun harga sedikit turun di bawahnya, menandai adanya tekanan jangka pendek terhadap penguatan pasangan ini. Garis tren yang membentuk pergerakan sejak 83,9122 memberikan dasar bagi bias yang lebih luas, dengan dukungan kunci yang berada di sekitar 89,11. RSI 14-hari berada di sekitar 51, menunjukkan momentum yang netral dan belum menunjukkan overbought maupun oversold signifikan.

Kondisi teknikal menunjukkan potensi kelanjutan tekanan ke bawah jika pasangan berhasil menembus level dukungan penting. Skenario bullish jangka pendek membutuhkan penutupan di atas EMA 20-hari, yang dapat mendorong USD/INR menuju sekitar 91,50. Namun, jika harga menembus tren naik dan turun menembus support di 89,11, peluang untuk melanjutkan penurunan menuju 88,49 menjadi semakin relevan, mengingat tingkat support historis di wilayah tersebut.

Analisa sinyal trading berdasarkan isi artikel menilai bahwa arah yang lebih mungkin pada jangka pendek adalah pelemahan USD terhadap INR. Oleh sebab itu, rekomendasi posisi adalah jual USDINR dengan harga pembukaan sekitar 90,04, target ke 88,49, dan stop loss di 90,80. Rasio risiko-imbalan diperkirakan sekitar 2.0:1, memenuhi kriteria minimal 1:1,5 untuk secara layak dipertimbangkan. Investor perlu memantau pergerakan data PDB Q3 AS dan perkembangan kebijakan Fed serta intervensi berkelanjutan RBI untuk memastikan dinamika pasar tetap terkendali.

Signal: SELL
Open: 90.04 · TP: 88.49 · SL: 90.8

Boost Your Business with Cutting-Edge Marketing Solutions Today

Your ad here
Image