USD/JPY bergerak rebound menuju dekat level 156,00 pada sesi Eropa, menandai minat beli yang tetap kuat meski BoJ diperkirakan akan menaikkan suku bunga minggu depan. Ketertarikan pasar muncul dari dugaan bahwa inflasi Jepang kembali menuju target 2%, sehingga garis kebijakan bisa lebih hawkish meski ketidakpastian tetap ada.
Gubernur BoJ Kazuo Ueda menekankan adanya ketidakpastian seberapa jauh bank sentral dapat menaikkan suku bunga lebih lanjut. Pernyataan ini menolong suasana hawkish dengan nada berhati-hati, menunjukkan bahwa kebijakan akan diambil secara bertahap sambil mempertimbangkan tekanan harga dan momentum inflasi.
Di sisi lain, dolar AS terpukul oleh dinamika kebijakan global namun tetap mempertahankan daya tahan. The Fed memang memotong suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3,50%–3,75% dan menyiratkan langkah serupa di masa mendatang pada 2026, meski ada ekspektasi bahwa pemotongan lebih lanjut bisa dibatasi. Pasar menimbang ini terhadap sinyal BoJ yang masih optimis terhadap jalur inflasi Jepang, sehingga USD/JPY berada pada posisi sensitif terhadap perbedaan kebijakan kedua negara.
Ke depan, fokus pasar beralih ke data US November NFP, penjualan ritel bulan November, dan indeks PMI S&P Global untuk Desember. Rilis ini akan memberi petunjuk tentang kekuatan tenaga kerja, permintaan konsumen, dan keadaan obligasi bisnis yang pada akhirnya membentuk ekspektasi kebijakan moneter The Fed dan reli mini dolar terhadap yen.
Perbaikan atau pelemahan pada data AS dapat memperkuat klaim terhadap jalur kebijakan Fed serta menambah tekanan pada risiko divergensi kebijakan antara AS dan Jepang. Sementara itu, ekspektasi bahwa BoJ akan tetap hawkish karena inflasi menuju target 2% menambah simpangan volatilitas bagi pasangan ini, terutama jika data AS menambah bukti bahwa ekonomi sedang memperkuat pijakan pemulihan.
Analisa perdagangan menunjukkan peluang buy pada USDJPY bila harga mendekati 156 dengan potensi target hingga sekitar 159 dan stop loss di sekitar 154. Gap risiko-imbalan 1:1.5 dipertahankan jika pergerakan harga mengikuti pola yang diindikasikan artikel ini, tetapi tetap waspada terhadap rilis data yang bisa mengubah arah secara mendadak.