WTI Dekat 58,20 USD: Dolar Menguat dan Data Pekerjaan AS Menggerakkan Pasar Minyak

Harga minyak mentah WTI diperdagangkan mendekati 58,20 USD per barel di sesi Asia, karena dolar AS menguat setelah rilis data ketenagakerjaan Amerika yang lebih kuat dari ekspektasi.

Kondisi ini cenderung menekan komoditas berdenominasi dolar karena dolar yang lebih kuat meningkatkan biaya bagi pembeli dengan mata uang lain. Para trader juga menantikan laporan persediaan minyak mentah EIA untuk arah berikutnya.

Sinyal teknikal jangka pendek terlihat campuran, sehingga arah pasar bergantung pada data inventori dan dinamika pasar tenaga kerja yang mempengaruhi sentimen dolar.

Pertimbangan Pasokan Irak dan Operasi West Qurna 2

Irak melanjutkan produksi di ladang West Qurna 2 milik Lukoil meski insiden kebocoran pipa sempat mengurangi output, sehingga aliran minyak tetap berjalan.

Ladang ini memproduksi lebih dari 460.000 barel per hari dan menyumbang sekitar 0,5% pasokan minyak dunia serta sekitar 9% total output Irak, produsen terbesar kedua di OPEC setelah Arab Saudi.

Aliran minyak kembali menuju depot utama menunjukkan upaya pemulihan pasokan meski dampak kebocoran bersifat sementara terhadap pasar global.

Persediaan Minyak AS dan Prospek Pasar ke Depan

Data API menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun 4,8 juta barel untuk pekan yang berakhir 5 Desember, lebih besar dari penurunan 2,48 juta barel pekan sebelumnya.

Konsensus pasar memperkirakan penurunan sekitar 1,7 juta barel; angka aktual ini mencerminkan tekanan permintaan dan manfaat dari meningkatnya produksi.

Laju persediaan AS dan laporan EIA yang akan datang menjadi penentu arah utama, sementara data pekerjaan AS yang kuat menjaga dolar tetap kuat.

Boost Your Business with Cutting-Edge Marketing Solutions Today

Your ad here
Image