GBPUSD tertahan di posisi saat ini dan menembus rendah di bawah level 1,33 setelah data JOLTS menunjukkan 7,67 juta lowongan pekerjaan di AS, meningkatkan permintaan terhadap dolar AS. Perkembangan ini menambah bobot bagi dolar dalam konteks volatilitas pasar menjelang keputusan kebijakan moneter global.
Penilaian pasar juga mencatat bahwa dinamika kebijakan Bank of England tidak memberi sinyal jelas, menambah ketidakpastian bagi GBPUSD. Sinyal inflasi yang beragam membuat pelaku pasar menahan langkah besar sambil menimbang risiko terhadap sterling.
Secara teknikal, harga berada di bawah SMA 200-hari di sekitar 1,3331, dengan pergerakan mencoba menahan rebound. Puncak intraday 1,3356 menjadi rintangan utama, dan jika tembus ke bawah, fokus beralih ke level support berikutnya di sekitar 1,3259 dan 1,3201.
Komentar para pejabat BoE menunjukkan pandangan yang campur aduk mengenai inflasi, dengan kekhawatiran bahwa biaya hidup tetap tinggi meski proses disinflasi berlangsung. Ketidakpastian ini menambah tekanan pada sterling di tengah harapan pasar soal durasi kebijakan yang lebih ketat.
Anggota BoE seperti Swati Dhingra menyoroti risiko kenaikan biaya makanan, sementara Clare Lombardelli menyatakan keraguan terhadap keaufan kebijakan yang terlalu longgar. Catherine Mann menekankan bahwa inflasi tetap menjadi fokus utama, dan Dave Ramsden tidak mengesampingkan kekhawatiran terhadap ketahanan inflasi.
Data ritel Inggris akhirnya menunjukkan pelemahan; penjualan ritel BRC untuk November turun ke 1,2 persen YoY dari 1,5 persen, meleset dari ekspektasi 2,4 persen, menambah beban pada prospek consumer di pertumbuhan ekonomi Inggris.
Analisis teknikal menunjukkan potensi penurunan lebih lanjut jika harga menembus SMA 200-hari di 1,3331, dengan target ke level 1,3259 kemudian 1,3201. Penurunan lebih lanjut bisa menuju area 1,3150 jika tekanan berlanjut.
Rencana perdagangan ini mencakup open sekitar 1,3295 dengan stop loss di 1,3360 dan take profit di 1,3150, menjaga keseimbangan risiko dan potensi imbalan.
Aspek penting adalah memastikan rasio risiko-imbalan minimal 1:1,5. Karena target penurunan berada di level yang lebih luas, perhatikan dinamika rilis data ekonomi yang dapat memicu pergerakan mendadak dan menyesuaikan stop serta take profit jika diperlukan.