Indeks Dolar AS (DXY) menguat ke sekitar 98,55 pada pembukaan sesi Eropa. Pergerakan ini mencerminkan kehati-hatian pasar menjelang rilis data ekonomi utama dan komentar kebijakan dari bank sentral. DXY membentuk posisi positif meski arus risiko tidak sepenuhnya menguat.
Data IHK November turun menjadi 2,7% YoY, melampaui harapan yang menilai lebih tinggi. Angka ini memperlihatkan pelemahan inflasi secara umum dibandingkan bulan sebelumnya dan menekan ekspektasi hawkish. Sementara itu, IHK inti naik 2,6%, meleset dari ekspektasi 3,0%, sehingga menjadi tanda inflasi inti yang lebih lemah dari yang diperkirakan.
Meski DXY pulih, upside terbatas karena prospek penurunan suku bunga Fed pada 2026 menyiratkan risiko bagi dolar. Pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga pada pertemuan mendatang cukup rendah, sekitar sepertiga peluang pada Januari, sehingga tekanan kenaikan bisa terbatas. Kondisi ini membuat investor tetap berhati-hati terhadap perubahan risiko di sekitar data tenaga kerja dan inflasi.
IHK AS yang lebih rendah dari ekspektasi memberikan dukungan pada spekulasi bahwa laju suku bunga bisa turun lebih cepat di masa depan. Data IHK November 2,7% YoY dan core 2,6% menunjukkan momentum inflasi yang melambat. Kondisi ini mengubah perspektif investor terhadap peluang penurunan suku bunga Fed di 2026.
Pelaku pasar menaruh fokus pada bagaimana angka inflasi tersebut akan mempengaruhi kebijakan Fed dan kurva imbal hasil obligasi. Banyak analis melihat bahwa ketetapan kebijakan bisa menurunkan biaya pinjaman lebih awal jika tren inflasi berlanjut melemah. Dalam konteks ini, volatilitas di pasar mata uang dan obligasi cenderung meningkat karena penilaian risiko menjadi dinamis.
Rilis inflasi yang lebih lemah juga menambah tekanan pada dolar jika ekspektasi penurunan suku bunga semakin nyata. Namun, volatilitas tetap karena pasar menghadapi ketidakpastian terkait kecepatan dan ukuran penurunan suku bunga di 2026. Dengan demikian, pasar menimbang antara peluang perlambatan kebijakan dan risiko kenaikan biaya pinjaman sebagai akibat dari dinamika tenaga kerja.
Pasar memperkirakan probabilitas penurunan suku bunga pada pertemuan Fed berikutnya sekitar 26,6% untuk Januari, setelah tiga kali penurunan sebelumnya. Langkah ini menempatkan risiko kebijakan pada jalur pelonggaran meskipun tekanan inflasi yang lemah. Investor tetap berhati-hati hingga ada konfirmasi lebih lanjut.
Penurunan suku bunga sebesar 0,25 poin pada tiga pertemuan terakhir Fed menambah tekanan pada dolar dan mengubah dinamika imbal hasil. Market participants terus menilai bagaimana sinyal kebijakan jangka menengah akan berkembang seiring data tenaga kerja yang membaik atau memburuk. Ketidakpastian atas laju inflasi dan pertumbuhan prospek publik menjaga volatilitas di segmen pasar dolar.
Ke depan, kejutan tenaga kerja dan dinamika harga akan menjadi kunci penentu arah dolar. Dengan data tenaga kerja yang melunak dan inflasi yang melemah, pasar menilai bahwa jalur kebijakan Fed bisa menyesuaikan pada 2026. Investor akan memantau rilis data utama berikutnya untuk konfirmasi lebih lanjut.