Bank Sentral Australia mempertahankan Official Cash Rate pada 3,6%, menandakan bahwa otoritas kebijakan memilih jeda pengetatan karena inflasi masih relatif tinggi dan momentum ekonomi tidak menunjukkan perlambatan signifikan.
Data inflasi Q3 menunjukkan pertumbuhan 3,2% secara tahunan, lebih cepat dari 2,1% pada Q2, sehingga RBA menilai tekanan harga masih cukup kuat untuk menjaga kebijakan.
Gubernur RBA Michele Bullock menegaskan bahwa jika inflasi tetap persisten, penyesuaian kebijakan bisa diperlukan meski saat ini belum ada perubahan kebijakan.
Nilai AUDNZD turun mendekati 1,1440 setelah keputusan RBA, sementara kiwi menunjukkan daya tahan lebih kuat karena pasar memperkirakan RBNZ akan menghentikan pelonggaran lebih lanjut.
Para pelaku pasar memperkirakan RBNZ akan mempertahankan suku bunga di 2,25% pada November, menciptakan dinamika likuiditas yang mendukung NZD lebih kuat terhadap AUD.
Laporan tenaga kerja Selandia Baru yang akan dirilis November diperkirakan menunjukkan penambahan sekitar 20 ribu pekerjaan, menurun dari 42,2 ribu pada Oktober, dengan pengangguran diperkirakan naik ke sekitar 4,4%.
Pergerakan AUDNZD yang turun menuju 1,1440 menciptakan peluang bagi trader yang memperkirakan kelanjutan pelemahan AUD terhadap NZD, didorong oleh perbedaan sikap kebijakan bank sentral.
RBA yang cenderung hawkish dibandingkan dengan ekspektasi RBNZ yang menahan pelonggaran menambah volatilitas, meskipun data tenaga kerja dan inflasi tetap menjadi kunci arah kebijakan ke depan.
Rekomendasi perdagangan: jual AUDNZD dengan pembukaan sekitar 1,1440, target 1,1365, dan stop loss di 1,1490, memberikan rasio risiko/imbalan sekitar 1,5:1.