AUD/USD diperdagangkan di sekitar 0,6700 pada hari Selasa, menandai pergerakan yang lebih tinggi setelah sesi sebelumnya. Rebound ini didorong oleh dukungan terhadap dolar Australia akibat ekspektasi kebijakan yang lebih ketat. Pelaku pasar tetap berhati-hati karena rapat FOMC yang akan merilis risalah menambah kemungkinan volatilitas jangka pendek.
Dukungan bagi AUD muncul karena pasar memperkirakan Reserve Bank of Australia akan mempertahankan bias kebijakan yang lebih ketat dibandingkan bank sentral besar lainnya. Kondisi tersebut memberi dukungan pada mata uang lokal meskipun laju inflasi secara global masih menyisakan ketidakpastian. Investor menilai sinyal hawkish RBA sebagai faktor pendukung bagi AUD dalam menghadapi dinamika ekonomi global.
Ketidakpastian inflasi global menambah spekulasi seputar jeda atau kelanjutan pengetatan. Bank sentral Australia menegaskan kesiapan untuk memperketat kebijakan jika disinflasi kehilangan momentum. Sambil menunggu data Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dijadwalkan dirilis pada Januari, pasar akan menilai bagaimana angka tersebut mempengaruhi proyeksi kebijakan pada pertemuan Februari.
Prospek inflasi yang belum pasti memberi ruang bagi RBA untuk menjaga sikap hawkish. Bank sentral Australia menegaskan kesiapan untuk memperketat kebijakan lebih lanjut jika laju disinflasi melambat. Kebijakan tadi menambah tekanan pada investor untuk menilai sinkronisasi antara suku bunga Australia dan dinamika global.
Sinyal hawkish ini sejalan dengan data inflasi yang akan dirilis, menjadi barometer utama keputusan kebijakan berikutnya. Data CPI Januari diperkirakan akan menjadi sorotan karena dapat mengubah ekspektasi pasar terhadap arah suku bunga. Hasilnya akan memengaruhi penempatan posisi terhadap AUD dan memperkirakan sejauh mana kebijakan hawkish bisa bertahan.
Investor juga menantikan risalah rapat FOMC yang dijadwalkan dirilis, karena detail proyeksi suku bunga bisa mengubah persepsi risiko moneter. Proyeksi dan komentar para anggota komite akan membentuk jalur kebijakan berikutnya serta bagaimana transisi kebijakan mempengaruhi AUD. Sinyal dari FOMC bersama dengan dinamika kebijakan RBA menjadi kunci bagi pergerakan pasangan mata uang beberapa minggu ke depan.
Di sisi dolar AS, dolar berfluktuasi tanpa arah jelas saat pasar menanti rilis risalah FOMC. Rilisnya diperkirakan meningkatkan volatilitas jangka pendek dan memicu respons berbeda di berbagai pasangan mata uang. Pelaku pasar menilai potensi perubahan sikap The Fed terhadap siklus pengetatan dan dampaknya terhadap likuiditas pasar.
Langkah The Fed pada pertemuan Desember memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, membawa target kisaran menjadi 3,50–3,75 persen, sambil menyinggung bahwa hanya satu pemotongan tambahan yang mungkin terjadi pada 2026. Sinyal ini menjelaskan mengapa pasar menilai risiko dolar bisa berkurang jika jalur kebijakan melunak. Hal ini mempengaruhi arah AUDUSD dalam jangka menengah.
Di ranah politik, pernyataan Presiden AS mengenai calon pengganti Jerome Powell sebagai Ketua Fed menambah faktor risiko bagi ekspektasi kebijakan. Pasar akan menilai bagaimana perubahan kepemimpinan mungkin mempengaruhi arahan kebijakan moneter dan profil dolar. Keterkaitan antara dinamika kebijakan dan sentimen politik membuat pergerakan AUDUSD tetap sensitif di beberapa minggu mendatang.