Poundsterling bergerak dalam kisaran tanpa arah jelas terhadap dolar AS setelah mencapai puncak tiga bulan. Pasangan GBP/USD berada sekitar 1,3460 ketika laporan ini ditulis, terpantau melemah tipis. Pergerakan ini terjadi setelah pasar menilai risalah Fed yang berpotensi menghadirkan petunjuk lebih lanjut tentang langkah kebijakan berikutnya. Investor menimbang prospek suku bunga dan dinamika mata uang utama, sambil menunggu sinyal terbaru dari Fed.
Dolar AS sendiri menunjukkan dinamika yang relatif datar. Indeks dolar stabil di sekitar level 98,1, mencerminkan ketidakpastian tentang arah kebijakan moneter dalam beberapa minggu ke depan. Wawasan mengenai diskusi internal Federal Reserve terkait prospek kebijakan akan menjadi determinan utama bagi pergerakan pasangan mata uang. Sinyal ekonomi yang lebih rinci dari pertemuan Fed selanjutnya akan mempengaruhi peluang perdagangan jangka pendek dan menengah.
Di sisi lain, tekanan untuk BoE tetap berlanjut. BoE memang menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen, namun nada kebijakan tetap hati-hati. Inflasi di Inggris meski melambat ke 3,2 persen, tetap berada di atas target bank sentral sehingga ruang untuk pelonggaran yang lebih luas tetap terbatas. Para analis menilai bahwa jalur pelonggaran pada 2026 akan sangat tergantung pada kondisi tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi. Konflik antara tilt kebijakan dan data inflasi menopang volatilitas di pasar valuta asing.
Bagi trader yang fokus pada peluang jangka menengah, GBPUSD bisa menyajikan peluang jika tekanan pada dolar melemah lebih lanjut dan Pound mampu menembus level sekitar 1,3535. Namun volatilitas masih tinggi karena jeda antara ekspektasi pasar dan panduan resmi bank sentral. Pelaku pasar perlu memantau data ekonomi dan pernyataan pejabat terkait kebijakan untuk mengonfirmasi arah harga.
Rencana trading yang direkomendasikan mencakup entry sekitar 1,3460, stop loss di 1,3440, dan target take profit sekitar 1,3550. Rasio risiko-imbalan yang dihasilkan lebih dari 1:4,5, memenuhi kriteria minimal 1:1,5. Selalu sesuaikan ukuran posisi dengan toleransi risiko dan gunakan manajemen uang yang ketat.
Faktor risiko utama meliputi potensi perubahan sikap Federal Reserve terhadap kebijakan moneter, dinamika rilis risalah FOMC, dan respons BoE terhadap data inflasi serta tenaga kerja. Kondisi geopolitik dan pergerakan dolar global juga bisa memicu volatilitas mendadak. Oleh karena itu, trader disarankan untuk memantau berita ekonomi utama dan menyesuaikan rencana trading jika konteks pasar berubah.